Mohon tunggu...
Siti Nur Asiyah
Siti Nur Asiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Just dream and belive, you will make it come true

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Misterius

16 Maret 2018   08:16 Diperbarui: 16 Maret 2018   10:26 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit masih gelap. Matahari masih enggan menunjukkan dirinya. Sayup-sayup kulihat sekeliling kamar. Meski aroma kamar sudah tercium seperti wewangian lemon, mata ini masih terasa sangat berat. Tap tap tap...  Terdengar sangat dekat suara itu. Mataku seketika terbelalak saking takutnya. Ku coba memasang telinga agar suara itu semakin jelas terdengar. Tapi aku takut. Aku tetap memberanikan diri. "aku kan laki-laki" pikirku. Jadi, kucoba turun dari ranjangku ini. Yah, ini tinggi sekali, bagaimana caranya aku bisa turun. Selagi aku masih berpikir, suara itu muncul lagi! Ces cess cesss.. terdengar seperti seseorang menyetrika pakaian basah. 

Aku semakin takut. Aku bimbang. Apa aku harus turun? Bagaimana jika itu adalah monster yang bisa kapan saja memakanku ? aku tidak bisa membayangkan bagaimana monster itu menelanku hidup-hidup. Tapi bagaimana jika itu pencuri yang sedang mengorek-ngorek isi rumahku. Aku harus keluar. Aku harus menjaga rumahku. Ku coba untuk melihat sekeliling kamar lagi. Ku ambil selimut yang sudah acak-acakan di ujung kasur, lalu ku ikat pada sela-sela tiang ranjang dan turun dengan itu seperti seseorang yang sedang panjat tebing. 

Sstt.. Aku harus meminimalisir suaraku. Aku tidak ingin monster, pencuri atau apalah itu sadar. Tak tak taakk.. suara itu muncul lagi dan yang ini lebih keras dari sebelumnya. Jantung rasanya bekerja lebih hebat dari biasanya. Aku bisa merasakannya. Tetap kubenanikan diriku berjalan menuju pintu bak tentara yang sedang mengendap-mengendap. Ku ambil sapu di dekatku untuk membuka pintu. Krek! Aku benar-benar takut monster itu mendengarku. Aku mencoba mendengar lagi asal suara tadi. Udara di luar kamar benar-benar seperti menusuk tulangku. 

Aku kedinginan. Tapi aku harus menyelamatkan rumahku. "Hemm hemm hemmm..."  begitu ku dengar monster itu bernyanyi. Aku merinding, karena aku takut dan ya juga karena dingin. Ku ikuti suara itu. Sampai aku benar-benar dekat. Ku lihat bayangannya. Ternyata bukan monster, itu manusia. Pencuri. Kukuruyuuuukkk.. ayam mulai mengeluarkan suaranya. Aku sudah mempersiapkan tenaga dalam gumpalan tanganku untuk menghajar pencuri tersebut. Aku berani. Aku harus berani. Ku atur dulu nafasku sebelum manghajarnya. 1... 2... 3... aku lari menuju pencuri itu dan menghajarnya habis-habisan. Pencuri itu mengangkatku aku masih memukulnya. 

Aku masih takut melihat pencuri itu. "Tenang sayang, ini bunda sayang. Ini bunda" begitu katanya. Aku pun membuka mata yang sudah bengkak dan basah. Aku terus menangis karena kukira ibuku adalah seorang pencuri. Ibuku terus memelukku, menenangkanku. Ternyata sedari tadi suara ibuku yang sedang memasak untuk sarapan pagiku dan adik-adikku. "Allahuakbar.. Allahuakbar.. asyhadualla ilahaillallah......" suara azan subuh sudah terdengar. Ibuku menyuruhku mengambil wudu' dan sholat berjamaah bersamanya. Ibuku menjadi imam. Sekarang hatiku sudah tenang. Setidaknya aku menjaga rumah dengan benar.

The end.

Jum'at, 16 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun