Masih subuh, udara dingin menusuk, tapi Masjid Darussalam Pucang sudah ramai. Dari jalan kampung, terlihat orang-orang berjalan pelan, sebagian naik motor, sebagian gandeng anaknya. Mereka menuju satu tempat yang sama, Masjid Darussalam Pucang.
Bukan sekadar untuk shalat, mereka datang untuk ikut kegiatan yang makin hari makin jadi magnet, Gerakan Sedekah Subuh.
 Gerakan ini lahir dari gagasan Bp. Sudana, S.Ag., imam sekaligus tokoh yang jadi "motor penggerak" di masjid. Dengan dukungan penuh takmir dan jamaah, Sedekah Subuh jadi bukan hanya agenda, tapi tradisi baru yang bikin masjid makin hidup.
Konsepnya sederhana, tiap Subuh, jamaah diajak bareng-bareng sedekah, sekecil apa pun itu. Tapi jangan salah, maknanya dalam banget. Karena sedekah itu bukan cuma soal uang, tapi juga waktu, tenaga, pikiran, bahkan sekadar senyum dan sapaan hangat ke sesama jamaah. "Dari jamaah, oleh jamaah, untuk jamaah," begitu prinsip yang terus dipegang.
 Pagi itu, imam shalat adalah Bp. Sudana, S.Ag. Suaranya lantang, tapi adem. Jamaah larut dalam bacaan, suasana hening, hanya ada suara takbir yang menggema.
Setelah salam, ada sesi yang ditunggu, baca Al-Qur'an dan tausiyah. Kali ini diisi oleh Ustadz Wahyono. Beliau mengupas satu ayat yang pas banget buat kegiatan ini, yakni Surat Al-Hajj ayat 38:
"Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat."
Ustadz Wahyono menjelaskan dengan bahasa sederhana, nggak ribet, dan gampang nyantol di pikiran.
"Orang beriman itu punya privilege, guys. Allah langsung jadi pelindungnya. Jadi, jangan takut kekurangan kalau kita rajin ibadah dan nggak lupa berbagi," ujarnya sambil sesekali melempar senyum.