Ketua Komisi 4 DPRD Kalimantan Selatan, Yazidie Fauzy, S. Kom, mengapresiasi gelaran dialog bersama pihak mahasiswa dan sejumlah organisasi kepemudaan yang digagas oleh Sekretariat DPRD Provinsi dan DPD KNPI kemarin sore, Rabu (19/09). Di mana ajang tersebut dinilai dapat menjadi salah satu cara menyampaikan aspirasi, yakni melalui dengar pendapat dan pemaparan masing-masing pendapat. Salah satunya untuk membahas lebih lanjut permasalahan yang terjadi saat aksi unjuk rasa pekan lalu untuk mencari tahu akar permasalahan hingga terjadinya aksi anarkis.
"Kalau kita menyimak, ada miskomunikasi antara jadwal dan kegiatan di DPRD Provinsi, dengan waktu penyampaian aspirasi," ungkapnya usai dialog. Kedatangan mahasiswa pada tanggal 7 dan 10 September jelas mantan Ketua DPD KNPI Kalsel ini, bertepatan dengan kegiatan di dalam daerah, seperti Pansus Perda Disabilitas yang anggotanya berasal dari 4 komisi yang ada di DPRD Provinsi.
Saat dialog berlangsung Ia juga sempat mengklarifikasi dugaan bahwa laporan kepolisian yang berujung pada penangkapan mahasiswa disampaikan oleh anggota legislatif, seperti yang ditanyakan oleh salah seorang peserta. Ditegaskannya, tidak ada satu pun anggota DPRD Kalimantan Selatan yang melaporkan mahasiswa atas kejadian tersebut, yang juga dikuatkan dengan pernyataan dari Sekwan, A.M Rozaniansyah yang juga hadir di acara tersebut. "Yang melaporkan adalah pihak Sekretariat DPRD Kalsel, karena mereka bertindak sebagai penanggung jawab aset-aset yang ada di gedung tersebut," tuturnya.
Masalah itu menurutnya sudah jelas dan diharapkan dapat dipahami. Apalagi sebenarnya harus ada sinergi antara mahasiswa dan DPRD, khususnya dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.(Ev)Â