Meski terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan - Karhutla di daerah tetangga, kondisi udara di Banjarmasin relatif aman. Di mana kandungan partikel debu yang terpantau di Air Quality Monitoring System - AQMS atau alat pengukur Indeks Standar Pencemaran Udara - ISPU di Jalan Lambung Mangkurat, saat ini masih berkisar antara 0 hingga 200 part per million atau ppm.Â
Diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banjarmasin - Mukhyar, berdasarkan alat pengukur tersebut, kondisi udara di kota ini relatif aman dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat saat beraktivitas di jalan raya. Kendati diakuinya, kabut asap sempat dirasakan sebagian warga, yang merupakan kiriman dari Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut, yang sedang dilanda Karhutla.Â
Namun kondisi itu berangsur membaik, seiring turunnya hujan dalam beberapa waktu terakhir. Mukhyar menambahkan, kualitas udara di Banjarmasin dapat dikatakan berbahaya jika kandungan partikel debu melebihi ambang batas, yakni diatas 200 sampai 259 ppm. Jika sudah mencapai batas tersebut, fungsi pernapasan warga menjadi terganggu hingga dapat mengakibatkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut - ISPA.
Seperti diketahui, kabut asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan - Karhutla sempat melanda Kalimantan Selatan pada 2015 lalu. Kejadian tersebut juga melumpuhkan aktivitas warga, di mana banyak sekolah yang diliburkan untuk menghindari gangguan pernapasan, yang dapat berbahaya bagi kesehatan jangka panjang. (Ju)