Mohon tunggu...
Syaiful Mansyur
Syaiful Mansyur Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi dan Praktisi

Bagi otak manusia Jawaban apa pun lebih baik, daripada tidak ada jawaban..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekolah di Masa Pandemik?

8 Juni 2020   21:57 Diperbarui: 8 Juni 2020   21:57 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tiga skenario yang mungkin dapat diterapkan sekolah-sekolah pada masa pandemik

Sudah empat bulan terakhir semua orang "libur KE sekolah", semua jenis tingkat pendidikan, mulai dari play group hingga perguruan tinggi melakukan libur ke sekolah. Sebagai orang tua, melihat anaknya libur ke sekolah pada awalnya senang-senang saja, namun pada akhirnya libur ke sekolah ini membuat saya khawatir. Pertama, anak akan kesulitan bangun pagi, karena jam pelajaran daring yang dilakukan dimulai pukul 9 pagi, yang biasanya bangun jam 6 pagi, karena berangkat ke sekolah jam 7 pagi. Kedua, kini kami menjadi guru utama dirumah, guru sopan santun, guru tata krama, guru mata pelajaran, dan segala jenis guru lainnya. Sebenarnya kami orang tua tidak merasa keberatan menjadi pendidik utama di rumah menggantikan guru di sekolah, namun tolonglah biaya sekolah juga dikurangi, karena anak-anak kami tidak menikmati fasilitas sekolah seperti biasanya. Ketiga, anak semakin ketergantungan terhadap gadget, nonton atau bermain game, hal ini yang paling susah untuk di kontrol, karena ketika mereka sekolah, tidak boleh menggunakan gadget, dan ketika pulang ke kerumah, mereka sudah letih, sehingga segera istirahat. Dan pada akhirnya, komentator selalu benar.

Saat ini, para kepala sekolah dan para guru sudah mulai kebingungan, standar pembelajaran di masa normal sangat berbeda dengan di masa pandemik ini. Hal ini terjadi karena para guru harus memastikan para anak didiknya tetap fokus dalam belajar, mampu menyerap setiap materi pelajaran yang diberikan, dan yang paling utama adalah tidak bosan. Apa yang menyebabkan anak ikhlas dan rela berangkat sekolah?, jawabannya adalah teman-temannya di sekolah!


Sekolah kejuruan lebih tidak beruntung dibandingkan dengan sekolah umum, bagaimana mereka sekolah kejuruan ini melakukan praktek di bengkel-bengkel kerja saat kondisi seperti ini? dan masalah ini belum terpecahkan.


Setiap musibah pasti ada hikmahnya. "Sesungguhnya musibah yang dikirimkan kepada kalian itu mengandung berita yang mewartakan akan adanya kelembutan, kasih sayang, pahala, dan pilihan yang terbaik bagi kalian". "Kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kalian, karena kalian telah bersabar dalam menaati Allah dan menerima cobaan-Nya. Surga adalah sebaik- baik tempat kesudahan." (QS. 13:24). 

Kondisi-kondisi seperti ini dapat dipastikan akan melahirkan berbagai macam metode baru dalam pendidikan, penemuan terbaru dalam obat-obatan, serta dapat juga melahirkan teknologi-teknologi tinggi yang terbaru.


Ada beberapa skenario yang mungkin dapat dilakukan oleh sekolah-sekolah terkait dengan kondisi pandemik sekarang ini, dengan catatan kasus covid-19 sudah mulai menurun, dan new normal sudah dapat diterpakan secara luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun