Mohon tunggu...
Satria Utama
Satria Utama Mohon Tunggu... Pelajar

Saya hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesederhanaan Kasih Paskah

6 Mei 2025   15:54 Diperbarui: 6 Mei 2025   15:54 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pelaksanaan Bakti Sosial Korempa GKJ Pugeran (Sumber: Dokumen Pribadi)

Kata orang, Paskah adalah momen penting dalam Tri Hari Suci yang harus dirayakan dengan perayaan mewah dan megah. Momen yang seolah wajib dirayakan dengan rangkaian acara meriah yang memerlukan biaya besar. Namun benarkah kemegahan adalah inti dari Paskah? Apakah makna kebangkitan Kristus hanya dapat dirayakan lewat lampu sorot, panggung besar, dan dekorasi yang mencolok? Pertanyaan-pertanyaan itu perlahan hadir di benak kami.

Itulah yang tadinya direncanakan oleh Korempa GKJ Pugeran Gunungkidul. Korempa GKJ Pugeran adalah komisi remaja-pemuda di gerejaku, yang berada di Gunungkidul. Kami sempat berpikir untuk membuat acara perayaan Paskah yang besar dan megah. Kami ingin menghadirkan pengalaman yang tidak terlupakan bagi semua yang hadir sebuah malam spektakuler yang bisa dikenang sepanjang masa. Kami membayangkan tata panggung modern, pertunjukan kreatif, bahkan teknologi multimedia yang mendukung suasana khidmat sekaligus meriah. Dengan kemewahan itu, kami berharap dapat memberikan pengalaman dan makna yang berkesan kepada setiap orang yang terlibat.

Akhirnya, kami pun mengadakan rapat pertama untuk membentuk susunan panitia. Tanpa disangka, aku dipilih dan dipercaya oleh teman-temanku untuk menjadi ketua acara Paskah tahun ini. Dalam rapat itu, kami mulai memikirkan konsep dan tema perayaan Paskah, yakni sebuah malam pujian dan doa. Sebuah acara yang cukup besar dan tentunya membutuhkan banyak orang untuk terlibat. Tema yang kami pilih adalah "Membangun Pergaulan dan Relasi Persekutuan untuk Berkarya dengan Teknologi."

Tema ini kami pilih dengan penuh pertimbangan, karena kami menyadari bahwa generasi muda saat ini hidup berdampingan dengan teknologi. Teknologi bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan bagian dari kehidupan mereka. Kami ingin mengajak para remaja dan pemuda untuk tidak hanya akrab dengan teknologi, tetapi juga menggunakannya secara bijak sebagai sarana pelayanan dan kesaksian iman.

Hari demi hari, pertemuan demi pertemuan, kami mulai menyusun rencana lebih rinci: menentukan tanggal dan teknis acara malam pujian dan doa. 26 April 2025 menjadi tanggal pilihan kami untuk mengadakan kegiatan tersebut. Susunan acara, proposal anggaran, serta daftar kebutuhan kami susun dengan rinci. Semua tampak berjalan sesuai harapan. Semangat kami besar, dukungan antara teman juga kuat. Seolah semua sedang menuju ke sebuah perayaan yang akan menjadi momen bersejarah dalam perjalanan Korempa. Kami semakin siap untuk melaksanakan kegiatan ini.

Namun kemudian, semangat dan optimisme kami mulai diuji oleh satu hal: biaya. Saat merancang kebutuhan dana untuk acara, kami sangat optimis akan mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak baik dari gereja, jemaat, maupun sponsor. Tapi kenyataannya, dana yang terkumpul jauh dari cukup. Kami mulai menghitung ulang. Menimbang ulang. Bahkan mempertimbangkan untuk memangkas beberapa bagian acara. Tapi semakin dihitung, semakin kami sadar bahwa rencana awal kami tidak akan bisa dijalankan dengan anggaran yang tersedia.

Akhirnya, aku pun bingung dan mulai mempertanyakan kembali seluruh rencana yang telah kami buat. Dalam kebingungan itu, aku memutuskan untuk mengobrol dengan Bapak. Dari obrolan sederhana itulah, aku tersadar akan satu hal penting. Bahwa Paskah adalah momen suci untuk mengenang pengorbanan dan kebangkitan Kristus, bukan untuk menunjukkan kemegahan. Bukan seberapa mewah acaranya, tapi seberapa dalam kita memaknai kasih yang ditunjukkan Kristus melalui salib.

Paskah bukanlah momen yang harus dirayakan dengan sesuatu yang mewah. Paskah adalah momen sederhana yang penuh kasih, pengorbanan, dan pengharapan. Ia mengajak kita untuk meneladani Yesus dalam memberi, mengasihi, dan melayani. Seringkali justru dalam kesederhanaan, makna sejati Paskah lebih terasa nyata.

Setelah memahami makna sesungguhnya dari Paskah, aku segera mengadakan rapat dadakan untuk membahas ulang rencana kami. Aku menjelaskan bahwa Paskah tidak harus dirayakan secara mewah. Justru, makna Paskah bisa ditemukan dalam tindakan kasih yang sederhana. Akhirnya, kami sepakat untuk mengubah konsep acara menjadi kegiatan bakti sosial, membagikan sembako kepada para lansia di sekitar gereja kami.

Setelah keputusan dibuat, kami segera menyusun ulang seluruh teknis kegiatan. Pertama, kami mengajukan ulang anggaran untuk kegiatan sosial: membeli paket sembako berisi beras, minyak, gula, teh, dan beberapa kebutuhan pokok lainnya. Kami kemudian membuat daftar nama lansia yang tinggal di sekitar lingkungan gereja khususnya mereka yang hidup sendiri, sudah tidak bekerja, atau tidak memiliki penghasilan tetap. Data ini kami peroleh melalui koordinasi dengan pengurus wilayah dan warga gereja yang mengenal mereka secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun