Mencari Semar, nyatanya sangat "pas" dengan kondisi Indonesia terkini. Jelang 80 tahun HUT Kemerdekaan, rakyat jelata pun bertanya, HUTnya untuk siapa? Sebab, rakyat masih dijajah. Masih "miskin", menderita, terus didera ketidakadilan, terus diperas dan diperas. Penjajah tersistem, terstruktur, masif (TSM) lebih jahat dari penjajah kolonialisme.
Semua sudah kehilangan Semar. Para pemimpin, dinastinya, oligarkinya, cukongnya, para ternaknya, para manianya, semuanya. Rakyat jelata pun, bingung, di mana dan ke mana Semar. Sampai-sampai hal terkait amnesti dan abolisi pun, yakin bukan "arahan" Semar. Sepertinya masih bagian dari drama TSM yang pastinya hanya dapat dihentikan oleh gerakan "rakyat".
(Supartono JW.13082025)
Pengamat Pendidikan Nasional
Praktisi Teater
Didukung para Seniornya: Budi Ros (Semar), Rita Matu Mona (Dewi Sutiragen), Emmanuel Handoyo (Gareng), Daisy Lantang (Cangik), dan lainnya. pementasan Teater Koma "Mencari Semar" di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada 13 hingga 17 Agustus 2025, wajib menjadi perhatian khususnya bagi penggemar Teater Koma di seluruh nusantara, dan umumnya bagi pecinta seni teater Asia, hingga dunia untuk memastikan sudah membeli tiket pertunjukannya, sebab "Mencari Semar" hanya akan manggung sebanyak 6 (enam) kali, Rabu (19.30 WIB), Kamis (19.30 WIB), Jumat (19.30 WIB), Sabtu (13.30 dan 19.30 WIB), serta ditutup pada Minggu (13.30 WIB). Pasalnya, produksi ke-235, 2025 adalah wajah baru, era baru Teater Koma.
Debut Rangga
"Mencari Semar" adalah debut karya besar perdana Rangga yang manggung bersama nama sebesar Teater Koma. Saya pun yakin, Almarhum Papanya, N. Riantiarno, di SurgaNya, sangat bangga, Rangga dapat melanjutkan estafet berkesenian Teater Koma, bukan "asal jalan". Rangga pun bukan hanya mampu mewarisi tradisi Teater Koma, tetapi bahkan mampu membuat pertunjukan Teater Koma "Era Baru", menyesuaikan perkembangan zaman dan teknologi.
Ini membuktikan bahwa Koma, tidak pernah Titik. Terus dinamis, kreatif-imajinatit, inovatif di semua aspek pertunjukannya, yaitu artistik dan nonartistiknya.
Regenerasi dinamis
Dalam Mencari Semar, Teater Koma juga terus didukung oleh para aktor dan aktris hasil Program Regenerasi yang berjalan dinamis.
Ibarat institusi, Teater Koma yang kini di usia 48 tahun, ibaratnya, sudah melahirkan puluhan Sarjana (S1), Magister (S2), Doktor (S3), hingga Profesor Teater.
Karenanya, dalam Mencari Semar, meski hanya didukung oleh sekitar 10 persen aktor/aktris senior, sekitar 90 persen aktor/aktris hasil regenerasi pun tidak sulit beradaptasi dan menyatu dengan para seniornya.