Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebaikan yang Tulus & Ikhlas, Tidak Tinggalkan Jejak Luka

3 April 2025   20:43 Diperbarui: 3 April 2025   21:01 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Ketiga kata tersebut merupakan ungkapan yang menunjukkan sikap menghargai dan dapat menjadi kunci keberhasilan komunikasi. Siapa yang akrab dengan ketiga kata tersebut, tentu adalah orang yang juga terbiasa selalu untuk berbuat baik untuk diri sendiri dan orang lian.

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dan, orang yang baik, tahu etika dan sopan santun, sehingga saat akan meminta atau pertolongan dari orang lain, karena menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain, maka akan menggunggunakan kata "tolong".

Saat melakukan kesalahan baik disengaja atau tidak, membuat orang lain terganggu, membuat orang lain menderita, membuat orang lain kecewa, dll, sebagai
rasa tanggung jawab dan demi selalu menghargai orang lain, serta membuat suasana tetap nyaman dan damai, maka kata "maaf" adalah solusinya.

Orang-orang baik yang tidak pernah lupa dengan kata tolong dan maaf, biasanya adalah orang-orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Sehingga, selalu pandai bersyukur, tahu diri, peduli, penuh simpati-empati, dan untuk mengekspresikan rasa syukur atau apresiasi dari apa yang sudah didapatkan, terutama karena dalam kehidupannya, mustahil tanpa bantuan dan pertolongan dari orang lain, maka kata "terima kasih" akan selalu eksis baik dari ucapan mau pun perbuatannya.

Sebab, dengan ucapan terima kasih baik dalam ucapan mau pun perbuatan, akan menunjukkan sikap menghargai bantuan/kontribusi seseorang. Memberikan kesan yang baik bagi orang lain, hingga membuat seseorang merasa dihargai. 

Jangan sandiwara

Karakter baik seseorang, biasanya sangat lazim merupakan bawaan atau keturunan dari keluarganya secara turun-temurun. Sebab, biasanya, keluarga yang baik, akan membekali anak keturunannya dengan hal-hal baik dalam kehidupan.

Namun, terlepas dari keturunan asal keluarga macam apa, semoga kita senantiasa dapat berbuat baik tanpa kedok dan bersandiwara baik, demi kepentingan dan mencari keutungan.

Tetaplah menjadi pribadi yang baik, berbuat baik sekecil apa pun karena niat baik, tulus, dan ikhlas. Tidak pernah lupa dengan ucapan dan perbutaan yang menunjukan makna "tolong, maaf, dan terima kasih".

Jadi, kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berbuat baik, tetapi meninggalkan jejak jahat, luka, dan penderitaan, yang direkayasa bagi orang lain. Aamiin YRA.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun