Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Vs China, Siapkan Timnas yang Benar dan Baik, STy

12 Oktober 2024   08:27 Diperbarui: 12 Oktober 2024   08:34 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Saat diri kita masih belum mampu berbuat lebih benar dan baik, jangan mencari kesalahan orang lain, jangan mengkambing hitamkan orang lain, saat kita masih belum berhasil sesuai harapan. Perbaiki diri kita secara benar dan baik. Berjuanglah kembali secara benar dan baik pula dengan pondasi "cerdas spiritual (S), intelegensi (I), dan personality (P)".

(Supartono JW.12102024)

Di awal artikel ini saya mengingatkan kepada netizen, warganet, dan umumnya publik sepak bola nasional. Setop meratapi gagal menang karena perilaku wasit yang kontroversial.

Saya pikir, Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga tidak perlu bernarasi bahwa "ada yang tidak mau sepak bola Indonesia maju, berkembang".

Bila narasi Erick memang benar. Ada yang mau menghambat Indonesia. Maka berlakulah seperti air. Dihambat, "dipampet", dihalangi, dll oleh tembok tebal sekokoh apa pun, asal volume air bertambah. Siapa mampu menghalangi air? Tembok tebal pun, pasti jebol.

Jadi, kuatkan diri kita, maka saat orang lain/pihak lain mau menghambat kita, kita cukup kuat untuk melawan dan melindungi diri hingga kita kalahkan penghambat dengan kekuatan kita yang "cerdas".

Intinya, saat diri kita masih belum mampu berbuat lebih benar dan baik, jangan mencari kesalahan orang lain, jangan mengkambing hitamkan orang lain, saat kita masih belum berhasil sesuai harapan. Perbaiki diri kita secara benar dan baik. Berjuanglah kembali secara benar dan baik pula dengan pondasi "cerdas spiritual (S), intelegensi (I), dan personality (P)".

Shin Tae-yong (STy) andil salah

Maaf, gagalnya Indonesia meraih 3 poin di kandang Bahrain, dari pengamatan saya, STy sangat berandil besar dalam kegagalan ini. Bahkan melalui dua artikel yang saya tulis sebelum laga, saya sudah mengingatkan bahwa jelang versus Bahrain, STy memiliki pemain Cerdas lebih dari 11.

Lalu, atas pertanyaan wartawan Bahrain, STy menyiapkan tim dalam latihan "kesannya becanda, main-main, tidak serius. Seolah menggampangkan dan meremehkan.

Dari dua artikel itu, sangat jelas bahwa bila STy memiliki lebih dari 11 pemain cerdas. Lalu, 11 pemain yang paling cerdas itu dijadikan starter, maka hasilnya tidak akan seperti permainan babak 1 Garuda itu.

Saya juga melihat daya juang dan kengototan pemain tidak seperti saat melawan Arab Saudi dan Australia. Tentu ini adalah akibat dari persiapan latihan yang main-main. Becanda.

Lebih dari itu, berbagai media massa dan online pun sudah mengigatkan bahwa pengadil Bahrain vs Indonesia ini wajib diwaspadai karena kerap membuat keputusan kontroversi.

Dari pengingatan-pengingatan itu, atau sebagai pelatih profesional dan kelas dunia, bukankah seharusnya STy sudah paham apa yang harus dipersiapkan oleh dirinya untuk kesiapan pasukannya?

Maaf, nyatanya kali ini, STy andil besar dalam kegagalan Garuda meraih 3 poin. Apa salah STy, versi Supartono JW?

(1). STy, main-main/coba-coba dengan komposisi pemain di starting 11, meski dalihnya taktik. Satu pemain belakang, satu pemain tengah, dan satu pemain depan yang diturunkan coba-coba, adalah penghambat utama permainan tim tidak berkembang.
(2) STy coba-coba pemain debutan, langsung turun sejak kick off.
(3) Dalam laga saya lihat dan terkesan hanya Jay Idzes, yang paham ini sepak bola, jadi harus siap risiko saat wasit memimpin sesuai pesanan.

Nomor (1) dan (2), salahnya STy di mana? STy masih coba-coba padalah laga kualifikasi Piala Dunia. Bukan game internal atau uji tanding. Menurunkan pemain debutan sebagai starter. Apa harus setaktik itu?

Persoalan nomor (3), karena persiapannya main-main, para pemain pun "kurang bermental". Akibatnya terlihat memelas agar wasit meniup pluit. Bukan tetap konsentrasi penuh karena sepersekian detik selalu sadar, wasitnya "agak laen", membantu lawan menang. Maka siapa yang wajib menahan wasit agak laen itu. Tentunya pemain. Sampai di mana STy persiapkan mental pemain ini?

Wasit agak laen, sesuai aturan

Harus diakui, kepemimpinan wasit memang agak laen. Tetapi wasit berbuat seperti itu, pasti karena tahu ada aturan yang membenarkan.

Mengutip regulasi dalam Laws of the Game IFAB (International Football Association Board), tertulis bahwa "Waktu tambahan dapat diperpanjang oleh wasit namun tidak dapat dikurangi".

Sesuai aturan itu, gol penyeimbang Bahrain di menit 99 adalah sah. Karena waktu hanya ditambah 3 menit dari 6 menit tambahan waktu. Meski, di baliknya, mungkin memang benar ada maksud dan pesanan (curang).

Siapkan tim yang benar dan baik

Atas kejadian menyesakan versus Bahrain, yang saya sebut akibat andil salah STy sendiri. Maka saya berharap, STy bercermin atas kesalahan itu.

Sebelum bentrok melawan China di Stadion Qingdao Youth Football pada Selasa (15/10/2024) pukul 20.00 waktu setempat atau 19.00 WIB. Tolong, persiapkan tim Garuda dengan benar dan baik.

Latihan yang "sersan". Tetap serius tapi santai. Persiapkan mental bertanding yang cerdas. Sudah tahu lawan akan mencari cara dengan berbagai akal untuk kalahkan Indonesia. Pun wasit yang akan memimpin, lagi-lagi sudah diprediksi akan banyak kontroversi demi membantu China.

Apa yang harus ada dalam pikiran dan jiwa pemain? Ini tugas pelatih untuk menancapkannya. Jangan sampai kejadian di Bahrain terulang. Padahal sudah tahu, wasit akan berbuat tidak adil.

Dan, sangat penting. Jangan ulangi memasang komposisi pemain yang coba-coba. Sebab versus Bahrain, lini belakang dan tengah tidak berjalan dengan baik. STy pasti tahu penyebabnya siapa pemain di lini belakang dan tengah yang tentu bermain tidak sesuai game plan.

STy, ingat. Publik sepak bola Indonesia banyak berharap melalui pertandingan ini Indonesia bisa meraih poin penuh dan naik dari posisinya saat ini di Grup C.

Jadi, sekali lagi, tolong. Siapkan tim dengan benar dan baik. Jangan pakai komposisi pemain coba-coba. Ini Timnas. Sedang kualifukasi Piala Dunia. Anda sudah dikasih pemain bagus sama Erick. Bukan tim seperti SSB pembinaan murni, lho. Siapkan mental dan daya juang pemain. Sebelum wasit meniup pluit tanda laga berakhir. Pemain harus bagaimana?

Maaf, tidak perlu saya jelas-jelaskan lagi apa itu benar dan baik. Bila mau paham lagi. Cek KBBI.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun