Yang pasti, sikap tak legowo, selalu membela diri, bahkan meminta rakyat Indonesia realistis dan seolah meminta rakyat Indonesia jangan bermimpi lolos ke Piala Dunia serta menegaskan bahwa Indonesia berada di planet yang berbeda, sungguh bukan karakter yang dibutuhkan bangsa Indonesia.Â
Sepak bola dan organisasi PSSI lahir karena persatuan demi mengusir penjajah. Saat itu penjajah dapat diusir dengan bambu runcing plus persatuan dan kesatuan, padahal lawan sudah dengan senjata.Â
Apakah lolos Piala Dunia dengan bambu runcing yang dapat dimaknai semangat juang dianggap mimpi disiang bolong? Apakah Indonesia dapat merdeka juga bukan berada di planet yang sama dengan penjajah.Â
Ungkapan realiatis (jangan bermimpi) dan planet (seolah Indonesia belum level) dari Simon, sungguh telah menciderai suporter sepak bola nasional. Bila demikian apa sikap dan tindakan PSSI?Â
Siapa yang harus realiatis dan siapa yang menempatkan Timnas Indonesia di planet lain? Ini sih namanya lempar batu sembunyi tangan.
Apa kurang pemain di seluruh Liga Indonesia yang bertalenta? Mengapa Simon dan pembantunya memilih skuat yang kini diasuhnya dan harus membuat rakyat Indonesia kecewa karena tangannya?
Sudahlah Simon, berhenti berdalih!