Stefano langsung tancap gas ke kemp Italia di Niederosterreich-Das Weitelan, di pinggiran Kota Wina. Â
Dalam 20 menit perjalanan, kami berbagi cerita soal sepakbola. Tentunya, menyangkut peluang Italia. Stefano maupun Jonathan menyadari perjuangan Gli Azzurri bakal berat.
"Saya berharap Inggris yang lolos, tapi sayang tim kesayangan saya sudah ditendang Kroasia di babak kualifikasi," canda Jonathan sambil tertawa.
Pembicaraan makin seru ketika saya melempar nama Kurniawan D. Julianto dan Bima Sakti yang sempat menimba ilmu di Primavera Sampdoria pada 1994.Â
Mereka mencoba menguak ingatannya. Sayangnya mereka lupa soal Kurniawan maupun Bima. Yang mereka ingat kala itu Sampdoria dilatih oleh Sven-Goran Eriksson. Â
Tapi, menurut Stefano andai proyek Primavera terus berlanjut, mungkin sepakbola Indonesia akan lebih baik. Ia pun siap menjembatani jika ada pemain Indonesia yang mau berlatih di Milan. Â
Sesuai mengintip latihan Timnas Italia hingga pukul 20.30 waktu lokal, saya pun cepat-cepat meluncur ke Wien Westbahnhof untuk pergi ke Genewa, Swiss yang berjarak 1032 km.
Cao, sahabat!
Suryansyah
Warga Depok Paling Pinggir