Mohon tunggu...
Raina Novalita
Raina Novalita Mohon Tunggu... Ilustrator - Anak SMACK

Iya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seru Sebelum Terjatuh

17 November 2019   13:13 Diperbarui: 19 November 2019   10:08 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raina Novalita

XI IIS I

SMA CK

Aku masih ingat hari itu seakan-akan hal itu terjadi kemarin. Hal apa itu, kau tanya? Sebelumnya, aku ingin memberikan kalian konteks cerita ini terlebih dahulu. 

Hari itu, aku masih duduk di bangku kelas tiga SD. Saat aku kelas tiga SD, ibuku sering pergi keluar bersama ku untuk mengunjungi rumah saudara yang tidak jauh dari rumah. Akupun senang, karena waktu bermainku bertambah. Ditambah lagi, kemungkinan untuk meminta uang untuk jajan juga bertambah.

Kebetulan pada hari itu ada pasar malam, teman-temanku tentu saja ingin mengunjungi pasar malam itu. Aku juga termasuk orang yang suka berkeliaran dulu, karena itu pastinya aku akan ikut dengan mereka. Setelah meminta uang jajan kepada ibuku, langsung saja aku dan teman-temanku berlari ke tempat pasar malam itu.

Banyak sekali hal yang bisa dibeli disana. Es krim, gorengan, somay, tahu bulat, semuanya ada dan semuanya pastinya enak. Salah satu jajanan yang menarik perhatian ku adalah gulali berwarna pink dan besar. Langsung saja aku beli gulali itu dan kubagi-bagikan dengan teman-temanku. Sambil menghabiskan gulali yang besar itu, kami memutari pasar malam itu. Mencoba menangkap ikan kecil, melihat teman-temanku yang lebih muda menaiki odong-odong, dan memainkan petasan banting. Malam itu sangat seru!

Setelah kami bosan melihat pasar malam, kami pulang kembali ke rumah saudaraku. Setelah memakan gulali yang pada dasarnya terbuat dari gula sendiri, kami ingin mengeluarkan energi itu dengan bermain. Sodaraku mengusulkan kita untuk bermain petak lari. Kami semua setuju. Setelah menentukan siapa yang akan mengejar, kami mulai berlari-lari untuk menghindari si pengejar. Setelah beberapa ronde, aku mulai menyadari sesuatu. Hari itu adalah malam minggu, akan ada banyak kendaraan yang berkeliaran. Bisa menjadi bahaya jika seseorang tertabrak. Tetapi pada akhirnya, aku tidak menghiraukan kemungkinan aku akan tertabrak itu akan terjadi.

Pada akhirnya, saudaraku terpilih menjadi sang pengejar. Dia adalah orang yang cukup cepat, mungkin lebih cepat daripada ku. Tentu saja ketika semuanya tau dialah yang akan mengejar, semuanya langsung berlari ketakutan. Tetapi tidak untuk lama, banyak yang tertangkap, hanya tersisa 4 orang, termasuk aku. Kamipun berlari ke sebuah gang di belakang rumah saudaraku. Aku melihat ke belakang untuk melihat apa saudaraku sudah dekat, dan rupanya dia hampir mengejarku. Aku langsung mengalihkan perhatian ke depan, tetapi tiba tiba ada motor yang keluar dari gang tersebut, refleks, aku minggir ke samping untuk menghindari motor tersebut. Tetapi aku terpleset dan jatuh, menahan diri menggunakan tangan kananku. 

Rasanya sakit, lututku lecet, ditambah lagi aku terjatuh di sebelah tempat sampah. Teman-temanku langsung menghampiriku untuk mengecek. Aku merasakan rasa yang sangat sakit di tangan kananku, karena itu aku memutuskan untuk kembali ke rumah saudaraku. Sesampainya di depan rumah saudara ku, ibuku menanyakan kenapa aku memegang tangan kananku. Aku bilang tidak apa-apa dan masuk ke dalam rumah saudaraku.  

Di dalam, aku masuk ke kamar saudaraku dan tidur di tempat tidurnya. Aku terbangun karena ibuku membangunkanku karena ia ingin pulang. Saat aku duduk, ia melihat tangan kananku bengkak dan langsung khawatir dan memarahiku karena aku tidak bilang apa-apa kepadanya. Setelah dibawa keluar rumah, semuanya langsung ribut. Tanganku terlihat miring sedikit dan sudah sangat bengkak. Aku langsung saja dibawa ke tukang urut terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun