Meskipun saya bukan pendukung 02 sebelumnya, tetapi saat ini bukankah tak ada pilihan lain selain mendoakan yang terbaik akan dilakukan oleh presiden terpilih kita. Apalagi melihat Ibu Sri Mulyani masih mau ikut kabinet tersebut, Menteri Pertanian juga bagus, Menkomdigi juga bagus, dan negara kita tidak dipimpin oleh seseorang seperti Presiden Suriah yang membunuhi banyak warga tak bersalah, hampir 500.000 orang meninggal karena konflik selama 10 tahun dipimpin Bashar al Assad (kompas.com, 2021). Lebih banyak daripada korban tewas perang Israel-Palestina 1 tahun terakhir. Fa bi ayyi alaa irobbi kuma tukadzdzibaan... Masih banyak yang bisa kita syukuri.
Presiden Prabowo menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menterinya pada 12 Maret 2025, membahas solusi komprehensif dalam penanganan  sampah secara nasional. Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, AHY ditunjuk membentuk satgas percepatan pengelolaan sampah. Menurut AHY, sampah diharapkan bisa dihancurkan kemudian juga sebagian bisa ditimbun, tetapi selebihnya benar-benar kita fokus pada recycle, dikembalikan kepada produser untuk bisa diproduksi komunitas tertentu, tapi juga pembakaran tadi bisa kemudian diubah menjadi listrik (setkab.go.id, 2025). Menyimak pernyataan tersebut, kita dapat banyak berharap, mudah-mudahan tidak hanya berfokus pada PLTSa saja yang memang dikhawatirkan banyak pihak yang peduli pada lingkungan dan kesehatan.Â
Presiden bahkan mengundang kelompok anak muda yang peduli lingkungan, Pandawara Group ke Istana Kepresidenan pada 11 Maret 2025. Gilang, salah seorang anggota kelompok tersebut menyebutkan harapannya, semoga hasil dari pertemuan tersebut mereka bisa lebih bersinergi, kemudian membuat inovasi yang keren untuk kemajuan lingkungan yang ada di Indonesia (rri.co.id, 2025). Tak ada salahnya berharap yang terbaik, bukan? Ketika kita berpikir positif, semoga Allah ijinkan itulah yang terjadi selanjutnya. Kalaupun belum terjadi, kita telah melakukan yang seharusnya, bukan sebaliknya berpikir negatif.
Disebutkan bahwa saat ini hanya dua PLTSa yang operasional, yaitu PLTSa Benowo di Surabaya (Jawa Timur) dan PLTSa Putri Cempo Solo di Surakarta (Jawa Tengah) (www.antaranews.com, 2025). Kecenderungan untuk memilih kebijakan membangun PLTSa memang sangat dapat dipahami. Karena betapa praktisnya kita membuang semua sampah lantas dibakar. Akan tetapi dari segi lingkungan, apakah aman atau tidak, masih butuh evaluasi. Dengan adanya 2 kota yang telah berhasil membangun PLTSa, maka hal itu dapat menjadi pembanding yang bagus untuk menghitung untung ruginya secara total. Life Cycle Assessment untuk PLTSa yang telah ada (life cycle assessment of waste-to-energy). Apakah benar-benar aman untuk masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
Tahun 2016, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 18/2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya dan Kota Makassar, yang kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA) atas permohonan sekelompok LSM dan individu. Menurut WALHI menjadi ironis karena dalam kurun waktu 2 tahun kemudian, pemerintah mengeluarkan Perpres No. 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Ada perubahan tambahan kata ramah lingkungan (walhi.or.id, 2018).Â
Saat ini sudah berjalan sekitar 7 tahun setelah ditetapkan ada 12 kota di Indonesia yang harus fokus pada pengolahan sampah, bahkan diharapkan bisa mengonversi sampah menjadi energi, tetapi baru bisa berjalan 2 kota saja. Dari sisi para pemerhati lingkungan, pegiat sampah kompos, pegiat pilah sampah dan bank sampah, WWF, dan WALHI, barangkali solusi PLTSa kurang baik. Film The Trashed dan Broken sangat perlu untuk disaksikan bersama-sama jika ingin mengetahui bagaimana dampak dari PLTSa, juga untuk mengetahui bagaimana solusi terbaik untuk masalah sampah.Â
Saat ini alhamdulillah sudah cukup banyak alternatif pengelolaan sampah, selain PLTSa. Berikut ini ada beberapa contoh pengelolaan yang baik yang telah diterapkan di Indonesia dalam masalah sampah. Semua teknologinya sudah dipegang orang Indonesia, dan (semoga) juga lebih ramah lingkungan dibandingkan PLTSa.
1. Di Jakarta ada Jangjo Indonesia yang dikelola oleh 2 orang pemuda yang sangat berdedikasi terhadap pencemaran sampah. Mereka menggunakan Black Soldier Fly dan juga RDF dengan alat yang efisien dan ruang yang minimalis sehingga dapat menghemat kebutuhan ruang di perkotaan. Selain itu juga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Lebih jelasnya dapat dilihat pada link berikut https://youtu.be/0fubAripNMM?si=bx5qD_xPZ44N8Hpv Bahkan juga dapat bertanya lebih lanjut di instagram para pengelolanya.Â
2. UGM mengembangkan Black Soldier Fly juga. Link-nya sebagai berikut https://piat.ugm.ac.id/2023/01/10/teknologi-biokonversi-budidaya-maggot-black-soldier-fly-bsf-menjadi-solusi-bagi-sampah-organik-dan-memiliki-potensi-ekonomi/
3. Rebricks. Untuk yang satu ini dapat dilihat di https://rebricks.id/ dan juga di medsos instagram mereka. Hasil batako mereka bagus dan mereka juga menerima kiriman sampah-sampah sachet dari banyak tempat.