Mohon tunggu...
Siti ZuhrotunNisa
Siti ZuhrotunNisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Madrasah Ibtidaiyah teacher education student

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metode Filsafat

19 Maret 2020   12:04 Diperbarui: 19 Maret 2020   12:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Metode Positivistic
Pada Metode ini muncul Pada abad ke 19, positivisme berarti sesuai dengan Kata Kata,pasti,nyata,fakta jadi metode ini merupakan sesuatu yang pasti, nyata. Tokoh metode positivistic sendiri adalah Auguste Comte.

Metode Kritis
Plato dan Sokrates adalah filosof yang menggunakan dan mengembangkan metode ini. Metode kritis bersifat analisa istilah dan pendapat, kemudian disistematiskan dalam hermeneutika yang menjelaskan keyakinan dan berbagai pertentangannya.
Caranya adalah dengan bertanya, membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak suatu keyakinan. Dengan begitu, akhirnya akan ditemukan keyakinan yang terbaik di antaranya. Keyakinan atau filsafat terbaik inilah yang dikatakan hakikat sesuatu yang lebih baik.

Metode Fenomenologis
Fenomena disini merupakan makna aslinya yang berasal dari bahasa Yunani: phainomai, artinya adalah "yang terlihat". Jadi fenomena adalah data sejauh disadari dan sejauh masuk dalam pemahaman. Metode fenomenologi dilakukan dengan melakukan tiga reduksi (ephoc) terhadap obyek, yaitu:

1.Mereduksi suatu obyek formal dari berbagai hal tambahan yang tidak substansial.

2.Mereduksi obyek dengan menyisihkan unsur-unsur subyektif seperti perasaan, keinginan dan pandangan. Pencarian obyek murni tersebut disebut dengan reduksi eidetis.

3.Reduksi yang sering disebut wende zum subjekt (mengarah ke subyek), dan mengenai terjadinya penampakan diri sendiri. Dasar-dasar dalam kesadaran yang membentuk suatu subyek disisihkan.
Intinya metode ini melihat sesuatu dengan objektif tanpa melihat sisi subjektifnya seperti kepentingan, perasaan, atau tekanan sosial. Bayangkan bagaimana rasa penasaran seorang anak kecil yang belum mengerti apa-apa ketika menemukan hal baru. Ia akan mengobservasinya dan melakukan apapun untuk secara tidak sadar mempelajari dan mengenalnya, termasuk meremas dan menendang kucing liar yang ia temukan di halaman belakang rumah. Metode ini dipopulerkan oleh Edmund Husserl (1859-1938).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun