Tampak bicara dan bincang dengan pakde, sambil dia memasang kepala ditempatnya.
Aku memejamkan mataku, eyang memelukku erat dan menepuk bahuku, kubuka lagi mataku.
Tiba2 ada seekor kuda putih besar,  surainya panjang lusuh mendatangi,  suara derapnya  kencang dan si bule langsung meloncat dan kuda itu naik keatas pohon kedondong dengan sigapnya, kepala bule itu tampak ditenteng lagi, aku terkesiap
Aku dan pakde  serta eyang duduk kembali  di teras, rasanya tidak percaya dengan semua yang kualami, debar juga rasanya jantung ini.
Tetapi dengan rengkuhan eyang dan pakde, Â nyali ini tumbuh juga, Â rasa takut itu perlahan sirna.
"Bule itu dahulu penghuni rumah lama disini, ada tragedi mengerikan disini, dia dipenggal, dan dia mempunyai kuda putih kesayangan"
:"Pakde mau mengusir mereka semua ?" aku tanya
:"Eyang mengharapkan begitu, tapi kasihan juga, terus mereka mau ditaruh dimana ?, ini kan rumah mereka sejak lama" aku termenung, aku lihat eyang juga tercenung, menghela nafas panjang.
"Pakde minta saja pada mereka agar tidak mengganggu penghuni rumah ini, kan semua jadi kaget dan takut "
"Saban hari orang terus ketar-ketir jantungan, lari sana sini, karena kaget dan takut, rasanya tidak aman, tidak nyaman"
Pakde seolah berfikir, tangan eyang makin menggenggamku.