"Umi, Boboy Islam nggak?". Lain waktu, ia juga bertanya, "Maruko Islam nggak, Mi?" tanya anak saya suatu sore ketika menonton kartun Chibi Maruko-chan. Pertanyaan polos itu membuat saya tersenyum sekaligus merenung. Di balik keluguan, sebenarnya ada hal besar yang sedang dipelajari anak berumur 6 tahun ini, yaitu identitas, agama dan rasa ingin tahu tentang dunia yang mereka lihat.
Dunia Anak dan Imajinasi Kartun
Anak-anak usia dini belajar banyak hal melalui imajinasi. Kartun bukan sekadar hiburan, ia adalah dunia penuh tokoh, cerita dan nilai. Anak-anak meniru gaya bicara tokoh, mencontoh sikapnya, bahkan menanyakan hal-hal yang mungkin bagi orang dewasa terasa sepele. Namun, ketika anak bertanya tentang agama tokoh kartun, itu menandakan bahwa ia sedang mencoba memahami identitas religius dengan cara sederhana.
Di sinilah, saya melihat betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam (PAI)Â yang relevan dengan dunia anak. Anak tidak hanya belajar agama dari guru dan buku, tapi juga dari apa yang mereka konsumsi setiap hari, termasuk kartun.
Pertanyaan Polos, Makna Mendalam
Pertanyaan "Boboboy Islam, nggak?" mungkin terdengar lucu. Namun sesungguhnya itu menunjukkan bahwa anak mulai memahami bahwa agama adalah bagian penting  dari identitas manusia. Mereka mencoba mengaitkan tokoh-tokoh yang mereka kenal dengan kategori yang ada di dunia nyata: Muslim atau bukan.
Alih-alih menjawab secara kaku, saya biasanya merespon dengan sederhana. Misalnya, saya katakan "Maruko itu tokoh Jepang, di sana kebanyakan orang bukan Muslim. Kalau boboy itu tokoh dari Malaysia, di sana kebanyakan orang beragama Muslim. Tapi meski berbeda agama, kita bisa tetap berteman." Dengan begitu, anak tidak hanya mendapat jawaban faktual, tetapi juga pesan toleransi.Â
Suatu ketika, anak sedang menonton Bing Bunny, kali ini saya yang bertanya. "Dek, Bing itu Islam nggak?" Dengan santai mulut kecilnya menjawab, "Bukan! Dia kan hewan".  Rasa haruku bercampur dengan rasa syukur, Alhamdulillah nalarnya Allah sempurnakan. Meski begitu, aku sampaikan sebagai bahwa sejatinya seluruh makhluk adalah hamba Allah SWT.Â
Tantangan PAI di Era Digital