Mohon tunggu...
siti rohimah_sr
siti rohimah_sr Mohon Tunggu... Penulis - Istri dan Ibu Rumah Tangga

Suka menulis hal hal yang sedang atau pernah terjadi dalam hidup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Proses Parenting Menjadi Orang Tua

19 Desember 2018   13:36 Diperbarui: 19 Desember 2018   13:45 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses parenting (menjadi orang tua) adalah perjalanan panjang. Kata parenting jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah "menjadi orang tua". Menjadi orang tua bukanlah hal yang sulit, kamu hanya perlu memiliki anak. Bahkan tidak perlu anak kandung, karena itu adalah hak prerogatif Allah SWT. Dengan adanya anak asuh pun, kita sudah dapat dikatakan menjadi orang tua asuh. Hanya saja disini yang agak saya tekankan adalah kalimat "proses parenting".

Ya, menjadi orang tua memang bukan hal yang sulit (kecuali Allah SWT memang belum berkehendak). Tapi proses menjadi orang tua adalah sebuah perjalanan panjang yang dimulai dari ketika kita memilih pasangan. Kenapa? Karena dari pasangan yang kita pilih itu akan menjadi partner yang akan membersamai kita dalam pola pengasuhan keturunan kita kelak. Meski tetap yang paling utama kita membenahi dulu diri kita sebaik mungkin, agar dapat pasangan yang sebaik mungkin juga.

Kembali lagi ke point awal mengenai parenting. Parenting bukanlah sebuah perlombaan untuk mengunggulkan anak siapa yang terbaik. Anak siapa yang lebih cerdas, lebih pintar, lebih dalam segalanya secepat-cepatnya dalam usia masih terbilang kanak-kanak. Proses parenting bukanlah adu cepat siapa yang bisa membaca, menulis dan bahkan jago berhitung.

Anak yang hebat dan berprestasi sejak kecil memang membanggakan dan membahagiakan orang tuanya. Hanya saja yang menjadi point penting dari segala prestasi tersebut adalah kemampuan mereka menjalani masa remaja berkualitas dan mampu berkarya saat dewasa. Dan ada jangka waktu panjang didalamnya.

Memaksa anak berprestasi sejak kecil tapi membuat mereka kehilangan semangat belajar bukanlah merupakan proses parenting. Misalnya kita sebagai orang tua memaksa anak agar dapat membaca sedini mungkin, dapat menulis secepatnya atau bahkan kita membuat perbandingan dengan anak lain yang telah lebih dulu mampu dalam hal tersebut. Namun  ternyata itu membuat anak kita enggan untuk melakukannya atau bahkan trauma untuk belajar maka hal tersebut bukanlah sebuah proses parenting atau proses menjadi orang tua.

Anak adalah titipan dari yang Maha Kuasa. Allah SWT tidak pernah mewajibkan kita sebagai orang tua nya untuk mengajarkan ia mahir dalam segala hal, tapi Allah hanya meminta kita untuk mengurusnya menjadi hamba yang sholeh agar terhindar dari api neraka dan dapat membawa kita orang tuanya ke dalam surganya Allah SWT.

Tidak sedikit orang tua yang berhasil mendidik anaknya bukan karena anaknya yang pandai atau mampu memiliki segalanya, tapi karena doa yang tulus. Maka kita perlu mengiringi usaha anak kita dengan doa yang tulus sepanjang waktu tanpa menunggu waktu ibadah agar ia mampu melewati masa sulitnya.

Tantangan terbesar saya saat ini adalah bersabar. Bersabar untuk melihat hasil dari proses parenting yang saya jalani bersama anak saya.

Saya percaya, pohon yang baik akan tumbuh dengan cara yang baik dan penuh kesabaran.

Semangat menginspirasi
Semangat ber-parenting
Semangat selalu belajar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun