Penggunaan gadget berlebihan pada anak usia dini dapat menghambat perkembangan motorik mereka secara signifikan. Anak yang terlalu lama menatap layar cenderung kurang bergerak aktif, padahal usia 0-6 tahun adalah masa krusial untuk mengembangkan kemampuan fisik.
Dampak pada Motorik Kasar:Anak yang sering bermain gadget menghabiskan waktu dalam posisi duduk atau berbaring, sehingga kehilangan kesempatan untuk berlari, melompat, memanjat, atau aktivitas fisik lainnya. Akibatnya, otot-otot besar mereka tidak berkembang optimal. Anak menjadi kurang lincah, mudah lelah, dan koordinasi tubuhnya terhambat. Keseimbangan dan kekuatan tubuh juga tidak terasah dengan baik.
Dampak pada Motorik Halus:Meskipun tampaknya menggunakan jari untuk menyentuh layar, gerakan swipe dan tap pada gadget sangat terbatas dibanding aktivitas seperti menggambar, menggunting, atau bermain playdough. Anak kehilangan kesempatan melatih koordinasi mata-tangan yang kompleks. Hal ini berdampak pada kesiapan mereka untuk menulis dan aktivitas akademik lainnya.
Masalah Postur Tubuh:Penggunaan gadget dalam waktu lama menyebabkan anak membungkuk, leher tertekuk ke bawah (text neck), dan bahu tegang. Postur buruk ini jika berlanjut dapat menyebabkan masalah tulang belakang dan nyeri otot di kemudian hari.
Gangguan Perkembangan Mata:Menatap layar terlalu dekat dan terlalu lama dapat menyebabkan mata minus, mata kering, dan gangguan fokus. Anak juga kurang terlatih melihat objek dalam berbagai jarak dan sudut pandang yang penting untuk perkembangan visual-spatial.
Kurangnya Stimulasi Sensorik:Gadget hanya memberikan stimulasi visual dan auditori. Anak kehilangan pengalaman tactile (sentuhan) yang penting untuk perkembangan saraf. Mereka tidak merasakan tekstur pasir, air, tanah liat, atau benda-benda natural yang memberikan input sensorik beragam.
Solusi dan Rekomendasi:Batasi screen time maksimal 1 jam per hari untuk anak usia 2-5 tahun. Dorong aktivitas fisik seperti bermain bola, bersepeda, atau sekadar berlari di halaman. Sediakan mainan yang melatih motorik halus seperti balok, puzzle, atau alat menggambar.
Libatkan anak dalam aktivitas rumah tangga sederhana yang melatih motorik, seperti membantu memasak atau membereskan mainan. Pastikan ada waktu bermain di luar ruangan setiap hari untuk mengembangkan motorik kasar dan mendapat paparan sinar matahari yang sehat.
Yang terpenting, jadilah contoh dengan membatasi penggunaan gadget sendiri di depan anak. Anak meniru apa yang mereka lihat, jadi jika orangtua aktif bergerak, anak akan mengikuti pola yang sama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI