Mohon tunggu...
Siti Nur hikmah
Siti Nur hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa psikologi yang gemar membaca dan memiliki ketertarikan dalam dunia kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Altschmerz: Khawatir dengan Hal yang Sama Secara Terus-Menerus

7 Mei 2023   08:49 Diperbarui: 7 Mei 2023   08:58 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang sedang khawatir. Sumber foto : https://www.pexels.com/id-id/

Di tengah kehidupan modern yang serba cepat ini, manusia seringkali terjebak dalam siklus kekhawatiran yang tak kunjung usai. Bahkan ketika satu masalah telah selesai, kita seringkali terjebak dalam kecemasan berikutnya, dan demikian seterusnya. Fenomena ini dikenal sebagai altschmerz, yang menggambarkan perasaan khawatir yang berkepanjangan terhadap hal-hal yang sama secara terus-menerus.

Altschmerz menggambarkan pengalaman emosional yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kita mungkin merasa terus-menerus khawatir tentang pekerjaan kita, hubungan personal, kesehatan, atau bahkan masa depan kita. Seakan-akan, pikiran kita terjebak dalam lingkaran kekhawatiran yang tak kunjung berakhir.

Tentu saja, kekhawatiran adalah bagian alami dari kehidupan. Namun, altschmerz melampaui batas kewajaran. Kita menjadi terikat pada masalah yang sama secara berulang-ulang, bahkan ketika solusinya mungkin sudah ditemukan atau bahkan ketika masalah itu sendiri tidak lagi relevan. Kita merasa cemas, tegang, dan terbebani oleh pikiran negatif yang berulang tanpa henti.

Salah satu alasan mengapa altschmerz terjadi adalah adanya ketidakmampuan kita untuk melepaskan diri dari masa lalu atau masa depan yang tidak pasti. Kita terjebak dalam perasaan khawatir tentang apa yang telah terjadi atau apa yang mungkin terjadi di masa depan. Ini menghalangi kita untuk hidup di saat ini dan menikmati momen-momen berharga yang ada di sekitar kita.

Selain itu, altschmerz juga dapat dipengaruhi oleh tekanan sosial dan budaya yang kita alami. Dalam masyarakat yang terus-menerus menuntut kesempurnaan dan prestasi, kita seringkali merasa terjebak dalam kekhawatiran tentang bagaimana kita dilihat oleh orang lain atau bagaimana kita memenuhi harapan mereka. Ini menciptakan kecemasan yang tak terbatas, menghantui pikiran kita bahkan ketika tidak ada alasan yang jelas untuk khawatir.

Jadi, bagaimana kita bisa mengatasi altschmerz ini? Kita perlu menyadari bahwa kekhawatiran yang berlebihan dan berulang tidaklah sehat. Kita perlu mengambil langkah-langkah untuk menghentikan siklus kekhawatiran ini. Mulailah dengan mengidentifikasi pola pikir negatif dan merubahnya menjadi pola pikir yang lebih positif dan konstruktif. Fokuskan energi kita pada hal-hal yang dapat kita kendalikan dan tinggalkan hal-hal yang di luar kendali kita. Selain itu, praktik mindfulness dan meditasi dapat membantu mengatasi altschmerz. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun