Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyelami Esensi Halalbihalal: Pemahaman tentang Permintaan Maaf yang Tidak Ditunda

15 Mei 2024   10:39 Diperbarui: 15 Mei 2024   12:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Ita Kusumanintyas

Pada Hari Selasa, 14 Mei 2024, suasana Halalbihalal Pendidik dan Tenaga Kependidikan Korwil Pendidikan Kecamatan Kanigoro terasa hangat dan penuh makna. Acara ini menjadi momen yang berkesan karena kehadiran Bapak Kyai Imam Mahmud, S.Ag dari Sutojayan, yang memberikan ceramah yang memukau. Dalam kesempatan tersebut, beliau tidak hanya membagikan kata-kata yang menginspirasi, tetapi juga menggambarkan secara mendalam pentingnya membersihkan diri dari kesalahan sebagai kunci untuk meraih ketenangan batin.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." [QS. Ali Imran: 133-134]

Dalam ceramahnya yang menginspirasi, Bapak Kyai Imam Mahmud, S.Ag dari Sutojayan, menghadirkan gambaran yang jelas tentang pentingnya meminta maaf atas kesalahan kepada sesama. Dengan bijaksana, beliau mengutip ayat Al-Quran Surat Ali Imran di atas yang menegaskan urgensi untuk tidak menunda-nunda permintaan maaf. Penekanan ini memberikan pemahaman mendalam bahwa mengakui kesalahan dan memperbaiki hubungan dengan sesama adalah tindakan yang tidak boleh ditunda, sebelum kesalahan tersebut diingatkan oleh pihak yang terzalimi.

Hal ini ditegaskan dalam hadis berikut:

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berbuat zalim kepada saudaranya, baik terhadap kehormatannya maupun sesuatu yang lainnya, maka mintalah kehalalannya darinya hari ini juga sebelum dinar dan dirham tidak lagi ada. Jika ia punya amal saleh, maka amalannya itu akan diambil sesuai dengan kadar kezaliman yang dilakukannya. Dan jika ia tidak punya kebaikan, maka keburukan orang yang ia zalimi itu dibebankan kepadanya.” (HR Bukhari).

Kyai Imam Mahmud, S.Ag saat memberikan tausiyah Sumber gambar: Siti Nazarotin
Kyai Imam Mahmud, S.Ag saat memberikan tausiyah Sumber gambar: Siti Nazarotin

Dalam memberikan pesannya, Kyai Imam Mahmud menggunakan contoh-contoh kehidupan sehari-hari yang dekat dengan para hadirin. Beliau menggambarkan situasi-situasi sederhana namun bermakna di mana seseorang menyadari kesalahannya dan dengan cepat meminta maaf, mengungkapkan kerendahan hati yang sangat diperlukan dalam proses pembersihan diri. Dengan demikian, para hadirin diajak untuk merenung tentang hubungan mereka dengan orang lain dan mempertimbangkan apakah ada tindakan yang perlu mereka akui dan maafkan.

Melalui pendekatan yang cerdas dan empatik, Kyai Imam Mahmud berhasil menggugah hati para hadirin untuk refleksi diri. Beliau tidak hanya menyampaikan pesan tentang pentingnya meminta maaf, tetapi juga membangun pemahaman yang lebih dalam tentang makna sejati dari permohonan maaf itu sendiri. Pesan tersebut tidak hanya menjadi panggilan untuk bertindak, tetapi juga menjadi panggilan untuk mengubah pola pikir dan sikap yang lebih baik dalam hubungan dengan sesama.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan sedang mengikuti acara Halalbihalal di Gedung Prasada, 14/05/2024 |  Sumber gambar: Siti Nazarotin
Pendidik dan Tenaga Kependidikan sedang mengikuti acara Halalbihalal di Gedung Prasada, 14/05/2024 |  Sumber gambar: Siti Nazarotin

Dari Halalbihalal tersebut, dapat disimpulkan bahwa permintaan maaf yang tidak ditunda merupakan bagian penting dari proses pembersihan diri. Melalui kesadaran akan kesalahan dan kemauan untuk memperbaiki hubungan dengan sesama, seseorang dapat memperkuat kualitas spiritualnya dan meraih ketenangan batin. Oleh karena itu, Halalbihalal bukan hanya tentang silaturahmi, tetapi juga merupakan kesempatan berharga untuk refleksi diri dan pertumbuhan pribadi. Semoga bermanfaat.

Siti Nazarotin

Blitar, 15 Mei 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun