Feisha dan Kawan-Kawan Ikuti Festival Macan Alas Kidul Dengan Judul Rampokan Macan Berkolaborasi Dengan Ratusan Seniman Di Kabupaten Blitar
Hari ini, Sabtu 21/09/2019 Jagat Seni Blitar hadirkan Festival Macan Alas Kidul dengan judul Rampokan Macan yang melibatkan ratusan penari dari beberapa sanggar yang ada di wilayah Kabupaten Blitar
Pagi tadi Bu Nanik, mamanya Feisha, siswi kami, memberikan undangan dan surat dispensasi ke sekolah.
Saat membaca undangan yang ditujukan kepada kepala sekolahku tadi pagi, aku jadi penasaran. Apa sih yang dinamakan Rampokan Macan? Maklumlah aku juga belum tahu tentang tradisi yang satu ini.
Sempat bertanya kepada salah satu wali murid yang kebetulan juga salah satu dari guru di lembaga kami, karena dari  lima siswi kami yang ikut terlibat pada festival tersebut adalah putrinya.
Siswi kami antara lain Feisha, Cinta, Ticka, Ellen dan Dara kebetulan belajar tari pada sanggar Sakanti yang latihannya bertempat di Balai Desa Gogodeso Kanigoro.
Malam ini mereka tampil dalam satu panggung kolosal dengan berbagai genre musik dan  tarian. Baik tarian tradisional maupun modern ataupun campuran, semua menyatu  dalam kemasan teatrikal yang berjudul Rampokan Macan
Perlu diketahui, Rampokan Macan adalah tradisi kolosal masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke-17 di wilayah kekuasaan Mataram, pada  pemerintahan raja Amangkurat II. Sebagian ada yang percaya bahwa tradisi ini sudah berlangsung sejak masa Kerajaan Singasari.
Di Blitar, Rampokan Macan diselenggarakan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan maupun para pejabat dari Belanda, sehingga secara tersirat kegiatan ini ditujukan untuk memperlihatkan bahwa kekuatan rakyat dapat mengalahkan kekuasaan para penjajah yang dilambangkan dalam bentuk Macan. (Malik Naharul/19/09/2019)
Feisha dan kawan-kawan menampilkan tarian "Gugur Gunung" bersama ke 9 temannya yang sama-sama belajar di Sanggar Sakanti Gogodeso.
Ada banyak jenis tarian dan judul yang dibawakan selain Gugur Gunung. Seperti Tari Emprak, Tari Gambyong dan lain-lain.