Istilah Brain rot telah dinobatkan sebagai Oxford Word of the Year pada tahun 2024, istilah ini menggambarkan kelelahan mental dan penurunan fungsi kognitif otak akibat dari terlalu berlebihan terhadap konten digital yang sifatnya ringan. Brain rot merupakan sebuah fenomena yang merujuk terhadap dampak dari banyaknya mengkonsumsi konten secara berlebihan yang dapat menyebabkan gangguan kognitif otak, melemahnya perhatian, serta dapat mencemaskan seseorang ketika jauh dari perangkat digital.
Perkembangan pesat dunia digital membuat media sosial menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa platform yang menyediakan konten cepat, singkat dan menghibur seperti aplikasi TikTok, Short video, Reels Instagram dan YouTube.
Pada saat terjadinya pandemi Covid-19, tercatat dari tahun 2020 bahwa total dari pengguna internet sebanyak 274,9 juta penduduk yang telah terdata pada pengguna internet, pengguna internet tidak hanya dari wilayah perkotaan saja, tapi meningkat juga pada wilayah pedesaan, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan internet secara merata. Fenomena ini bukan hanya mencerminkan kemajuan dan peningkatan teknologi saja, tetapi juga dapat menyimpan risiko pada kesehatan mental dan juga fungsi kognitif otak. Akses yang tak terbatas terhadap konten instan dan dangkal juga dapat memicu dengan cepat terjadinya brain rot.
Adapun mayoritas dari pengguna internet berasal dari sekelompok usia produktif, yakni pada usia 19-49 tahun sebanyak 65,37%, diikuti juga oleh sekelompok usia dibawah 19 tahun dan diatas 50 tahun ada sekitar 34,63%.
Sejak hadirnya Covid-19 menyebabkan terbatasnya interaksi secara langsung, dan mendorong seluruh masyarakat untuk beralih mengerjakan seluruh aktifitasnya melalui sosial media, salah satunya dalam mencari hiburan. Dari kebiasaan ini yang membentuk pola konsumsi digital yang sudah tidak sehat, dimana konten-konten receh dan instan yang dikonsumsi terus menerus tanpa kontrol.
Dalam perspektif hadis, solusi terhadap fenomena brain rot adalah dengan menjaga akal dan waktu. Rasulullah SAW bersabda:
“Ada dua kenikmatan di mana banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.”
(HR Bukhari, dari Ibnu ‘Abbas)
Ada hadits lain yang menegaskan agar kita memanfaatkan kelima perkara tersebut sebelum datangnya kelima perkara tersebut.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.