Malam ini ditanggal 23 September 2025 saya membaca artikel tentang demokrasi di Nepal.
Demokrasi di Nepal terguncang setelah pemerintah melarang sejumlah platform media sosial, yang memicu gelombang protes besar. Larangan itu menjadi simbol penyempitan kebebasan, di tengah kekecewaan rakyat atas korupsi, nepotisme, dan ketidak adilan. Ketika ruang komunikasi publik ditutup, rakyat menjawab dengan demonstrasi, tetapi negara merespons dengan kekerasan yang menelan korban jiwa.
Tragedi ini memperlihatkan kegagalan komunikasi antara negara dan rakyat: demokrasi berubah menjadi represi, dan legitimasi politik terkikis oleh peluru serta kekerasan aparat. Meski larangan akhirnya dicabut, trauma sudah terlanjur membekas.
Pelajaran dari Nepal: demokrasi bukan sekadar pemilu, tetapi budaya komunikasi terbuka. Negara hanya bisa kokoh jika mendengar rakyatnya; keadilan, akuntabilitas, dan transparansi menjadi syarat mutlak pemulihan demokrasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI