Mohon tunggu...
Siti Habibah
Siti Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik terhadap berita-berita tentang Entertainment

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Fatherless Terhadap Bullying

7 Januari 2024   23:32 Diperbarui: 8 Januari 2024   08:09 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada pertengahan tahun 2023 kemarin banyak beredar kasus bullying di media sosial. Tentunya kasus bullying banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Lalu di tahun yang sama juga muncul berita bahwa negara Indonesia merupakan ‘fatherless country’ dengan posisi ke-3. ‘Fatherless’ sendiri merupakan kurangnya peran ayah dalam mendidik anaknya.

Munculnya berita ini mendapat respons dari netizen yang setuju dengan pernyataan tersebut yakni di Indonesia masih adanya patriarki yang dalam artian seorang laki-laki hanya memimpin keluarga dan mencari nafkah. Akibatnya banyak anak-anak di Indonesia yang kehilangan sosok ayah dalam hidupnya. Dengan tidak adanya sosok ayah anak-anak ini bisa saja memiliki sikap yang buruk.

Banyak pemahaman dalam berkeluarga di Indonesia bahwasannya seorang ibu yang akan mengurus rumah dan juga anak-anaknya. Pemahaman ini lah yang menjadikan banyak laki-laki tidak menjalan peran sebagai seorang ayah.

Fatherless’ juga bisa terjadi akibat perbedaan gender anaknya. Karena dalam beberapa keluarga yang memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan sosok ayah tersebut akan lebih perhatian terhadap anak perempuannya yang membuat anak laki-laki jadi tidak bisa mendapatkan peran seorang ayah.

Terdapat artikel dari kumparan.com dengan judul ‘Ternyata Tidak Ada Riset yang Bilang RI Jadi Negara Fatherless Ketiga di Dunia’. Dalam artikel tersebut menyebutkan bahwa tidak ada penelitian secara kuantitatif tapi terdapat laporan mengenai fatherless ini. Jadi membenarkan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang anak-anaknya kehilangan sosok ayah atau sebagai ‘fatherless country’ tapi tidak dengan peringkatnya.

Kiki Dwi Kismayati guru Bimbingan Konseling di SMPN 1 Kemang mengatakan bahwa ada keterlibatan antara sosok ayah ini untuk membangun karakter seorang anak. “Memang ya pengaruh menurut saya berarti sosok ayah ini benar-benar berperan penting dalam moral dari anak itu sendiri. Sosok ayah sebagai panutan sebagai sahabat anak ini pasti dalam usia perkembangannya” ujarnya pada Rabu (27/12/23).


Menjadi seorang guru BK selama 20 tahun tentu sudah banyak kasus-kasus perundungan yang ditangani. Kiki Dwi Kismayati mengatakan bahwa selama menerima dan menangani kasus perundungan, banyak kasus yang sebagian besar itu baik pelaku maupun sebagian korban kurang mendapatkan perhatian dari seorang ayah atau kehilangan sosok ayah.

Keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak-anak, hubungan keluarga yang harmonis juga membantu menjaga dalam hal psikologi anak. Menurut Agnindra Fitra Aulia siswi kelas tujuh di SMPN 1 Kemang mengatakan bahwa seorang pembully ini bisa sampai melakukan kekerasan fisik karena melihat kekerasan yang terjadi di rumah.

“Menurut aku misal seorang pembully itu melihat di rumahnya, ayahnya sama ibunya berantem dan ayahnya kasar kepada ibunya, itu dia bisa dipraktikkan ke teman sekelasnya” kata Agnindra pada Rabu (27/12/23). Maka dari itu keluarga menjadi pendidikan pertama seorang anak karena anak ini melakukan apa yang dilihatnya padahal itu salah dan tidak ada penyampaian pengertian dari orang tuanya.

Orang tua harusnya menemani perkembangan seorang anak, dalam pendekatannya orang tua bisa berperan sebagai teman untuknya. Karena dengan peran teman oleh orang tua ini anak tidak sungkan untuk menyampaikan pendapatnya.

Dengan adanya berita mengenai pernyataan bahwa Indonesia merupakan ‘fatherless country’ membuat banyak laki-laki khususnya seorang ayah menjadi sadar akan perannya terhadap perkembangan anaknya bukan hanya dengan keuangan untuk keluarga. Selain itu mulai banyak konten-konten di media sosial yang menunjukkan bagaimana menjadi seorang ayah yang baik untuk anak-anaknya.

Siti Habibah-11220511000125

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun