TANGERANG -- Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin melalui Program Hibah Pengabdian kepada Masyarakat 2025 menggelar pelatihan pembuatan alat penyaring air dan udara berbahan alam di Desa Karang serang, Kabupaten Tangerang, Kamis (14/8/2025). Kegiatan ini ditujukan untuk membantu warga pesisir dan UKM Sinar Mutiara yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih karena kondisi air tanah yang payau akibat intrusi air laut. Tim pengabdian terdiri dari dosen Siti Fatimatul Zuhro, M.Kom., Sapriyadi, M.Kom., dan Sartono, M.T., serta didukung mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer, Berlian Dwi Rinarso dan Diva Layyinatush Syifa. Kehadiran mahasiswa memperkuat kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam penerapan teknologi tepat guna. Inovasi yang diperkenalkan berupa sistem penyaring air berbasis bahan alam dengan memanfaatkan eceng gondok, serabut kelapa, arang batok kelapa, pasir, dan zeolit. Air hujan ditampung kemudian dialirkan melalui beberapa lapisan penyaring sehingga lebih jernih, bebas bau, dan aman digunakan masyarakat.udara.Â
                       Penyampaian Materi Pelatihan Kepada Warga Desa Karang Serang (PKM, BIMA 2025)
Pelatihan diikuti 20 peserta yang terdiri dari anggota UKM Sinar Mutiara dan ibu rumah tangga. Mereka belajar merakit wadah, menyusun lapisan penyaring, serta mencoba langsung cara penggunaan alat penyaring air berbahan alam. "Kami ingin masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga mampu mereplikasi dan merawat teknologi ini secara mandiri," ujar Siti Fatimatul Zuhro, M.Kom. Salah seorang warga Karangserang, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. "Selama ini kami hanya mengandalkan air tanah yang rasanya payau. Setelah ikut pelatihan, saya tahu cara menyaring air dengan bahan sederhana. Hasilnya lebih jernih dan bisa langsung dipakai di rumah," tuturnya dengan penuh semangat.Â
Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari DPPM Kemdiktisaintek Tahun 2025 dan fasilitas dari Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin. Warga Karangserang serta UKM Sinar Mutiara pun berpartisipasi aktif sepanjang program, sehingga kolaborasi antara akademisi dan masyarakat berjalan dengan baik. "Bahan-bahan yang mudah didapat ternyata bisa digunakan untuk membuat penyaring air sederhana. Ilmu ini bisa langsung kami terapkan di rumah," ujar  salah seorang warga Karang Serang. Program ini diharapkan menjadi langkah berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir, khususnya melalui pemenuhan kebutuhan air bersih dan lingkungan yang lebih sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI