Ruang kelas adalah tempat persinggahan guru selain di rumah. Bahkan waktunya habis di sekolah untuk mendidik, mengayomi dan memberikan inovasi dalam banyak hal. Tak jarang mengenyampingkan urusan rumah, agar di sekolah anak-anak tak kehilangan kita. Guru juga manusia, ia kadang rapuh dan bisa menangis. Tapi, ia memiliki energi sekuat baja bisa mentransfer energi pada lingkungannya.
Jika dilihat dari sudut pandang lain,masyarakat awam yang tidak ikut andil dalam peran pendidikan, seolah kata GURU identik paham akan segala hal. padahal guru juga manusia biasa, yang kerap harus belajar dari lingkungannya juga.  Konsepnya guru belajar dari mengamati, memahami, menganalisa, mendemonstrasaikan bahkan membangun keikhlasan dalam menyayangi peserta didiknya.Â
Apa yang mereka nanti saat kita tak hadir di kelasnya ?
Sosok orangtua kedua di sekolahnya. Ya, itu adalah gurunya. Mereka sudah terbiasa disapa, diperhatikan, diarahkan dan diayomi banyak hal tholabul ilminya. Guru adalah model dan teladan bagi anak didiknya. Sudah sepantasnya, guru memberikan sikap dan tindakan yang pantas untuk dicontoh.
Seperti kata Ki Hajar Dewantara " Digugu dan Ditiru " sungguh ini hal yang tak mudah dilakonkan. kadang Allah memberikan pujian dan selanjutnya menghadapi ujian Allah Swt. Realita menjadi seorang guru tak mudah seperti yang kita bayangkan sebelum menyandang gelar guru.
Jadilah guru yang inspiratif, aktif, inovatif dan berhati mulia dalam memberikan pendidikan. Berkata yang baik-baik dan berdoalah untuk kebelangsungan pendidikan di masa depan dimudahkan, dilancarkan dan terus berkepribadian seperti PADI " Semakin berisi, semakin merunduk."