Berikut opini tentang "Radikalisme Agama di Indonesia Ditinjau dari Sudut Pandang Sosiologi Kewarganegaraan"Â
Opini
Radikalisme agama di Indonesia merupakan fenomena sosial yang tidak hanya berkaitan dengan keyakinan keagamaan semata, tetapi juga dengan dinamika sosial, politik, dan identitas kewarganegaraan. Dari sudut pandang sosiologi kewarganegaraan, radikalisme agama muncul ketika sebagian warga negara merasa terpinggirkan, tidak diakui, atau kehilangan rasa memiliki terhadap negara dan masyarakatnya.
Sosiologi kewarganegaraan melihat kewarganegaraan bukan hanya sebagai status hukum, tetapi juga sebagai proses sosial di mana individu merasa menjadi bagian dari komunitas nasional. Dalam konteks ini, radikalisme muncul ketika proses sosial tersebut gagal membangun inklusi sosial dan rasa keadilan. Akibatnya, sebagian individu mencari identitas alternatif melalui kelompok keagamaan yang menawarkan solidaritas, keadilan, atau "kebenaran moral" yang mereka anggap lebih murni daripada sistem negara.
Radikalisme agama juga dapat dipahami sebagai bentuk protes sosial terhadap ketimpangan ekonomi, politik, dan sosial. Banyak penganut ideologi radikal sebenarnya bukan karena paham agama yang mendalam, melainkan karena kecewa terhadap kondisi sosial yang tidak adil. Mereka kemudian memaknai agama sebagai alat perjuangan sosial dan identitas politik.
Dari perspektif kewarganegaraan, fenomena ini menunjukkan lemahnya pendidikan kewarganegaraan yang berorientasi pada nilai-nilai multikultural, toleransi, dan dialog antaragama. Ketika warga negara tidak dibekali kemampuan berpikir kritis dan empati sosial, maka ruang bagi ideologi eksklusif dan kekerasan atas nama agama semakin terbuka.
Oleh karena itu, upaya menanggulangi radikalisme agama harus berakar pada pendekatan sosiologis kewarganegaraan yakni memperkuat rasa kebersamaan, keadilan sosial, serta membangun inklusivitas dalam kehidupan berbangsa. Pendidikan kewarganegaraan perlu diarahkan tidak hanya pada hafalan nilai-nilai Pancasila, tetapi juga pada penghayatan nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial sebagai warga negara Indonesia yang plural.
 Kesimpulan
Radikalisme agama di Indonesia, jika dilihat dari sudut sosiologi kewarganegaraan, merupakan cerminan dari kegagalan integrasi sosial dan lemahnya pembentukan identitas kewarganegaraan yang inklusif. Solusinya bukan hanya lewat penegakan hukum, tetapi juga lewat pendidikan kewarganegaraan yang humanis, kritis, dan berkeadilan sosial, agar setiap warga merasa diakui dan terlibat dalam kehidupan kebangsaan tanpa diskriminasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI