Mohon tunggu...
Siti Choiriyah
Siti Choiriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karakter Masyarakat Dalam Moderasi Beragama

22 Juni 2022   16:59 Diperbarui: 22 Juni 2022   17:08 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Negara Indonesia merupakan negara dengan banyak aneka budaya yang beragam. Moderasi beragama seringkali kita dengar dalam lingkup kemasyarakatan atau dalam lingkungan sosial lainnya. Kata moderasi beragama sendiri yaitu cara, sikap, atau tindakan yang toleran terhadap kehidupan bersama dengan cara mengejawentahkan konsep-konsep ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan dan kedisiplinan bersama, atau dapat disimpulkan juga dengan sikap yang mengurangi kekerasan, menghindari keekstreman atau cara yang berlebihan dalam praktik agama. 

Dalam moderasi beragama, lahirlah sikap toleransi, yang dimana sikap toleran ini saling menghargai pendapat orang lain yang berbeda, atau secara garis besarnya yaitu sikap yang lebih menghargai dan menghormati perbedaan, baik suku, agama, aliran, ras, tradisi dan lain sebagainya.

Keberagaman budaya seperti ini terjadi dengan peristiwa yang disebabkan oleh pertemuan antar budaya yang berbeda, antar interaksi yang berbeda, dan gaya budaya yang berbeda. Bahkan, kita dalam bermasyarakat atau bersosial dengan warga yang satu dengan yang lainnya pun berbeda, baik dalam tradisi, kepercayaan terhadap sesuatu. Tercapainya keadaan hidup yang aman, dan damai saja tidak selalu terjadi, karena banyak nya ketegangan dan konflik yang sering muncul perbedaan yang beragam. 

Untuk itu, moderasi beragama ini menjadi keseimbangan atau jalan tengah yang akan mendorong masyarakat dalam menjalankan praktik agama, dan menghindari sikap ekstrem yang berlebihan, dan kefanatikan. Dan jika dalam suatu masyarakat itu terjadi permasalahan dan tidak mencoba dalam sikap bermoderat, maka akan mengakibatkan perpecahan antara umat yang beragam.

Karena moderasi ini menjadi aspek yang sangat menonjol dalam sejarah peradaban dan tradisi dalam semua agama. Untuk itu moderasi beragama ini sangat penting, karena banyaknya orang yang ekstrim dalam kehidupan masyarakat tidak jarang terjebak dalam praktik beragama atas nama Tuhan-nya sendiri. Banyak fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang meng-eksploitasikan ajaran agama untuk memenuhi hawa nafsunya saja. Hal demikianlah yang menyebabkan kehidupan beragama menjadi tidak seimbang, cenderung ekstrim dan berlebih-lebihan.k

Tetapi, dalam kenyataanya, dalam kehidupan masyarakat ini, moderasi ini sering disalah pahami dalam konteks beragama terutama di Negara Indonesia sendiri, tidak heran bahwa masyarakat yang bersikap moderat dalam agamanya, sering dianggap tidak berpegang teguh dalam pendiriannya, tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan praktik agamanya.  

Padahal masyarakat sendiri merupakan warga negara yang gaya hidupnya berkelompok atau golongan, atau bisa juga disebut sebagai makhluk sosial, yang tidak bisa hidup secara individu. Untuk itu, jika tidak ingin menimbulkan perpecahan antar sesama, jangan seenaknya sendiri dalam bertindak.

Memang, dalam suatu keagamaan ini sering menimbulkan suatu perbedaan dan bahkan menimbulkan konflik yang tidak terduga dalam suatu masyarakat itu sendiri, tetapi dengan perbedaan itu kita tidak boleh seenaknya sendiri memaksa orang lain untuk harus mengikuti kehendak kita. Karena dalam suatu perbedaan tersebut, kita bisa menemukan keindahan dalam membentuk kemaslahatan, membentuk perdamaian masyarakat. 

Juga memang tidak mudah untuk kita bersikap toleran sesama masyarakat, terlebih lebih dalam persoalan keagamaan. Tetapi jika kita tidak menumbuhkan sikap toleran antar sesama masyarakat, maka akan menimbulkan persaingan antar masyarakat itu sendiri. Karena itu, marilah kita menanamkan sikap yang toleran sesama warga agar terciptanya kerukunan dan perdamaian.

Sikap moderasi beragama sendiri tidak lepas dari semboyan Negara Indonesia, yaitu semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang dimana arti dari simbol itu sendiri yaitu "berbeda beda tetapi tetap satu jua". Artinya, meskipun kita berbeda dalam segi apapun, kita harus tetap bersama dalam keadaan apapun, dalam perbedaan apapun. Nah, dengan adanya semboyan ini marilah kita lebih saling menghargai perbedaan dan menanamkan rasa saling memahami antar warga, suku, budaya yang satu dengan yang lainnya. 

Contoh moderasi beragama sendiri yaitu, seperti halnya di lingkungan masyarakat Universitas Negri Islam Jember yang dimana masyarakatnya menganut aliran yang bermacam macam, seperti halnya Nahdhlatul Ulama' atau NU dan aliran Muhammadiyah. Seperti halnya diadakannya pengajian akbar yang berada di satu tempat, lalu kedua aliran tersebut akan menjadi satu dalam titik kumpul yang sama. Meskipun begitu, salah satu dari mereka pasti memiliki sebuah perbedaan dalam suatu pemikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun