.
.
.
.
Terlihat rumah besar yang sudah lima tahun tidak berpenghuni di ujung jalan perumahan mega indah di daerah kota solo itu terlihat ramai dengan beberapa orang yang nampak membawa perabotan rumah ke dalam rumah.
Rumah besar itu letaknya di ujung jalan sedangkan di samping kirinya adalah lahan kosong yang jaraknya cukup jauh dari rumah-rumah lain.
Meski begitu setelah rumah besar itu banyak rumah orang yang cukup ramai hanya rumah besar itu yang tersendiri. Karena rumah itu sudah lama tidak di tempati membuat beberapa warga yang kepo berkumpul di satu titik yaitu tempat makan yang jaraknya tidak jauh dari rumah besar untuk bergosip tentang siapa yang akhirnya menempati rumah yang paling besar di perumahan mega indah.
"Keluarga mana yang mendiami rumah itu?" Ucap ibu-ibu daster merah sambil matanya melirik ke arah rumah besar, tidak lupa mulutnya juga di isi dengan nasi kuning yang ia beli.
Di warung makan itu cukup ramai orang-orang yang sedang makan jadi perhatian mereka yang awal nya fokus di tempat makan kini teralihkan ke rumah besar yang sibuk memindahkan barang ke dalam rumah.
"kok ada yang berani ya, tinggal di rumah itu"ibu daster kuning menyahut.
"Iya, padahal rumahnya serem"ibu daster merah bergidik ngeri.
"Kenapa jadi serem ibu?"
Seorang wanita dewasa yang terlihat berbeda dari cara berpakaian dan wajahnya pun tiba-tiba menceletuk kan tanya.
"Serem aja, banyak yang gak sengaja melihat penampakan di rumah itu. Apa lagi setelah pemilik rumahnya meninggal dunia selalu banyak ke anehan" ibu berdaster merah bercerita dengan menggebu-gebu hingga tanpa sadar menumpahkan air minumnya.
"Ibu rina ini suka melebih-lebihkan saja deh.."
Pemilik warung berujar sambil membantu membersihkan meja yang tadi basah dengan air tumpah.
"Ibu ini orang baru ya?"