Pada Selasa, 27/05/2025 lalu, sebuah pesan masuk melalui percakapan jalur pribadi di whatsapp. "Bun, Kamis libur tanggal merah, ayok jalan-jalan pagi. Saya mau," demikian isi pesan yang saya terima dari seorang tetangga.
Wah, saya girang sekali, karena memang berencana akan mengisinya dengan jalan pagi di hari tersebut, tapi belum tahu rute mana yang bakal ditempuh. Ternyata, ada tetangga yang mau juga berolahraga.
Ajakan itu coba saya teruskan di grup percakapan para bunda di perumahan. Sayang, hanya tambah satu orang saja yang menyatakan ikut bergabung.
Lagi-lagi, saya mengajak mereka untuk ambil jarak tempuh yang tidak jauh dan mengajak santap bersama usai jalan kaki di Rumah Sarapan.
Alhamdulillaah, pada hari yang ditunggu, diam-diam seorang tetangga ikut bergabung juga. Jadilah, pada Kamis, 29/05/2025, saya beserta tiga tetangga lainnya, olahraga jalan kaki bersama menuju Rumah Sarapan dengan jarak tempuh 2,95km dari komplek perumahan kami.
***
Ini adalah yang kelima kalinya di bulan Mei, saya bertandang ke Rumah Sarapan Samarinda. Ya, menu santap pagi yang disajikan lumayan beragam dan ada yang saya incer untuk saya cicipi yaitu Sup Singkong Ceker.
Ada kerinduan dan kenangan yang melekat di benak saya pada kuliner khas dari Balikpapan ini. Mencicipi menu ini untuk pertama kalinya sekira 15 tahun lalu!
Ya, sekira belasan tahun lalu, saat masih aktif bekerja sebagai Principal dan tenaga administrasi di sebuah lembaga pendidikan, seorang guru yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerja, mengundang saya berkunjung ke Balikpapan. Kota tersebut adalah kota tempat tinggalnya bersama keluarga. Selama kuliah, lulus dan mencari pengalaman kerja, dia sengaja memilih kost sebagai tempat tinggal sementara di Samarinda.
Saat kesempatan itu datang, saya menginap di salah satu rumah sahabat di Kota Kilang Minyak ini dan bertandang ke rumah teman guru tersebut.