Mohon tunggu...
SISKA AMBAR
SISKA AMBAR Mohon Tunggu... Penulis - Jangan menyerah karena lelah dan patah

Aksara adalah teman saat lisan tak mampu menyuarakan rasa yang bergelora. Akun Instagram @siskaambar3

Selanjutnya

Tutup

Diary

Genggaman untuk Langkah yang Sama

18 Maret 2021   20:41 Diperbarui: 18 Maret 2021   21:32 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menghapus air mata seseorang yang tengah mengalir tak selalu harus dengan mengusapnya. Terkadang kita harus membiarkannya menumpahkan seluruh perasaan yang berkecamuk di hatinya. Biarkan ia terisak untuk sesaat. Setelah itu berikan sebuah senyuman dan peluk ia sebagai wujud pedulimu.

Ketika seseorang tengah terjatuh, ia hanya butuh pijakan untuk kembali berdiri menapaki langkah ke depan. Ia butuh genggaman tangan untuk menguatkan keyakinannya yang tengah rapuh. Ia butuh seorang sosok yang membuatnya bangkit lagi dari keterpurukan yang tengah ia alami. Dan untuk mendapatkannya ia tak butuh sesuatu yang mewah. Cukup dalam bentuk sederhana yaitu hadirnya seseorang yang benar-benar tulus di sampingnya.

Dua bola matamu mampu melihat banyak hal luar biasa. Bisa membaca kisah hebat dari orang-orang inspiratif di luar sana. Bisa memandang jutaan anugerah Tuhan yang membentang di setiap sudut negeri. Dapat melihat raut muka kebahagiaan, kesedihan, pengharapan, ketakutan, kekecewaan, ketidakpercayaan, dan terkadang keputusasaan. Sangat menakjubkan ketika dua bola mata kecil ini mampu memandang hal yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Namun, terkadang itu hanya sebatas pandangan semata.

Apa yang kita pandang bahagia belum tentu demikian adanya. Begitu pula sebaliknya. Terkadang apa yang kita lihat menderita justru tengah bersyukur atas sedikit karunia yang mereka miliki. Sedikit nikmat yang kita dapat tapi bisa kita syukuri ternyata akan memberikan kelapangan hati. Dan karenanya kita harus melihat jauh lebih dalam bukan sebatas apa yang terlihat. Kita perlu mendekat.

Dua telinga kita juga sangat luar biasa. Sanggup mendengarkan nada-nada indah, tangisan kegagalan, berita tentang peperangan, suara lirih yang menahan sakit, ataupun jeritan kepayahan. Dua telinga ini bisa mengantarkan kita meresapi apa yang tengah orang lain rasakan. Kita juga bisa mendengar suara kita sendiri. Mendengar suara hati kita. Mendengar detak jantung. Mendengar desir darah yang mengalir di pembuluh darah. Dan mendengar bahwa ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi seseorang yang lebih bermanfaat.

Melihat dan mendengar bisa menjadi langkah awal menggugah semangat kita. Apalagi ketika melihat orang lain bisa memberikan manfaat, harusnya itu menjadi cambuk diri. Perbaikan dan koreksi terhadap diri sendiri bisa dilakukan langkah demi langkah. Dimulai dengan memahami siapa diri kita. Mengetahui tiap kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Lalu mengembangkan tiap potensi yang dimiliki agar menjadi manfaat bagi orang lain maupun bagi tempat kita berada. Dengan begitu tak akan ada pikiran, "Apa yang bisa kudapat dari tempat tinggalku?" melainkan berubah menjadi, "apa yang bisa kuberi untuk tempat tinggalku?". Tak akan ada rasa kecewa di mana pun kita berada karena yang ada dalam benak kita adalah bagaimana caranya saling menghargai dan menyatu dengan lingkungan sekitar.

Tak perlu menuntut orang lain menganggapmu ada dengan segala kesuksesanmu. Semua itu akan kau dapatkan dengan sendirinya ketika kau bisa menggunakan apa yang kamu miliki untuk berbagi. Membagi sedikit waktumu untuk mendengarkan keluh kesah mereka tentang kehidupan pilu yang tengah dijalani. Melihat lebih dalam dengan kedua bola matamu tentang lara yang tengah mereka alami. Dan memberikan sedikit kabar bahagia atas kekuatan dan ketegaran mereka menghadapi tiap aral yang menghadang. Saat kau melakukan itu semua, kau telah membuktikan bahwa kamu ada untuk mereka dan aku yakin mereka merasakannya.

Menjadi bagian dari orang lain tak harus dengan menyuarakannya terlebih dahulu. Terkadang suara yang kita teriakkan tak mampu terdengar saat hati sedang diselimuti perasaan sedih. Terkadang kata-kata yang sudah kita susun secara apik tak mampu dipahami orang lain karena mereka tengah memandang jauh entah ke mana. Lamunan mereka menyisakan raga yang kosong. Jiwanya terbang mencari jawaban dan obat akan penderitaan yang menimpa. Oleh karenanya lakukanlah dengan tindakan.

Lakukan sesuatu yang bisa mereka lihat lalu mereka terjemahkan sendiri dengan bahasa hati. Sesuatu yang dilakukan dengan hati pasti akan mengena di hati pula. Berbicaralah tanpa harus berkoar-koar. Bicaralah dengan hati, maka hati pun akan mendengar dan menjawab.

Begitulah cara menyiram asa seseorang yang tengah layu. Hidupkan lagi harapan dan impian yang pernah mereka tuliskan. Yakinkan jika tantangan ini hanyalah sebagai penguji keteguhan niatnya. Beritahukan jika semua rintangan ini adalah penguat diri mereka. Dan yang paling penting adalah kabarkan jika mereka pasti bisa melewati semua masalah itu. Mereka akan menjadi pemenang. Menyelesaikan sebagai seorang ksatria.

Jika belum bisa menjadi inspirasi bagi orang lain, maka jadikan orang lain sebagai inspirasi kita. Lakukan seperti yang mereka lakukan sebagai contoh awal. Buat sebuah janji pada diri sendiri agar bisa terus memberikan manfaat bagi sesama. Komitmen yang sudah dibangun untuk menjadi teman baik bagi setiap orang akan menjadi senjatamu. Menebas tiap ragu yang menyapa. Mematahkan keresahan yang akan menghampiri. Ketika kau lakukan itu terus menerus, maka suatu hari nanti dirimu akan sampai pada masa di mana kamu bisa menjadi inspirasi orang dengan kisah luar biasamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun