Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kembalinya HRS ke Tanah Air Bukti Komitmen terhadap Hukum

12 November 2020   06:00 Diperbarui: 12 November 2020   06:08 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Spirit yang dibangun bangsa Indonesia sejatinya adalah kebersamaan dalam kehidupan berbangsa. Pancasila sebagai ideologi negara harus mampu mewujudkan kehidupan yang adil dan beradab. 

Walau dalam era demokrasi bahwa setiap orang bebas memilih dan memeluk agama sesuai keyakinannya masing-masing namun harus disadari juga bahwa bangsa Indonesia hidup dalam keberagaman yang sudah ada sejak dahulu dan menjadi anugerah yang patut disyukuri serta harus dijalankan dengan baik keberagaman itu. 

Karena fungsi negara untuk mengatur, menjaga dan melindungi seluruh warga negara dari hal-hal yang mengganggu, menghambat dan mengancam.

Kepulangan seorang tokoh muslim ke tanah air yang karena sudah mengalami overstay di negara Saudi (3,5 tahun), kepulangan yang disambut gegap gempita oleh sebagian masyarakat muslim Indonesia hingga berbondong-bondomg menuju bandara internasional Sukarno Hatta (Soetta) mengakibatkan terganggunya lalu lintas menuju bandara, utama bagi orang-orang yang akan melakukan penerbangan.

Tokoh agama yang sangat dielukan selama ini karena harapan besar digantungkan kepada tokoh yang satu ini, yang berasal dari kulture bangsa Yaman dan tumbuh besar di bumi Indonesia. Beliau adalah Habib Rizieq Shihab atau disingkat HRS.

Begitu besar pengaruh beliau kepada masyarakat muslim Indonesia menjadi sesuatu yang sulit ditemukan di era sekarang namun jika membaca polanya, ini mirip dengan pola yang terjadi di negara-negara muslim di timur tengah dulu, yaitu tingginya pemujaan terhadap seorang tokoh yang dianggap suci dan membawa jalan kebenaran. 

Dikhawatirkan pada titik tertentu jika pemerintah tidak dapat menyikapi dan menangani situasi seperti ini dengan bijak, akan berujung terjadinya pertikaian antar sesama anak bangsa di negeri sendiri. Beberapa negara di timur tengah sebagai negara gagal yaitu Tunisia, Suriah, Iraq yang terkenal sebagai Arab Spring, Sulit bangkit jika terlanjur chaos.

Bangsa Indonesia tidak ingin hal demikian terjadi karena sejatinya islam adalah agama rahmatan lil alamin, kedamaian bagi semua makhluk di dunia. Jangankan dengan manusia, dengan hewan, tumbuhan serta lingkungan saja memiliki tanggung jawab besar untuk merawat dan menjaganya agar terwujud kehidupan yang harmoni di muka bumi.

Kejadian tragis yang terjadi pada negara gagal tersebut akibat pemaksaan kehendak sebagian rakyatnya di era demokrasi, seringkali menjadi model yang tanpa disadari menulari Indonesia, jika melihat pola yang ada saat ini sama persis.  

Masyarakat Indonesia cenderung memiliki tipe/karakter masyarakat pengikut. Jika demikian dibutuhkan model pemimpin/tokoh yang berpikir luas dan terbuka serta positif agar dapat menyejukkan kehidupan apapun agamanya untuk saling mengasihi antar sesama manusia walau pemimpin tersebut berasal dari salah satu agama, jika semua tokoh agama berprinsip demikian maka suasana di lingkungan lebih luas terasa lebih berkualitas.

Jika rakyat lemah maka pemerintah berfungsi menguatkan rakyatnya dengan kebijakan terbaiknya, sebaliknya jika pemerintah lemah maka rakyat harus peduli dan kuat agar dapat memajukan negara dan bangsa, tidak keduanya lemah dalam arti mempertahankan ego masing-masing karena menganggap yang berbeda itu berarti lawan/musuh. Konteks berbangsa bukan tentang benar dan salah tetapi tentang apa yang tepat dan terbaik untuk kehidupan bangsa Indonesia yang beragam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun