Apakah Hindu Termasuk Agama Politeisme?
Agama Hindu dikenal dengan keberagaman dewa yang dipuja oleh umatnya, seperti Brahma, Wisnu, Siwa, Saraswati, Lakshmi, Ganesha, dan banyak lainnya. Karena hal ini, sering muncul pertanyaan: apakah Hindu adalah agama politeisme (kepercayaan pada banyak dewa)? Untuk memahami hal ini, kita harus menggali lebih dalam mengenai konsep ketuhanan dalam ajaran Hindu.
Politeisme: Pengertian dan Karakteristik
Politeisme berasal dari bahasa Yunani poly (banyak) dan theos (dewa), yang berarti kepercayaan terhadap banyak dewa yang memiliki otoritas masing-masing. Dalam agama politeistik murni, setiap dewa dianggap sebagai entitas yang berdiri sendiri dengan kekuatan yang tidak bergantung pada satu Tuhan utama.
Beberapa contoh agama politeistik dalam sejarah adalah:
1. Mitologi Yunani (Zeus, Poseidon, Hades, Athena, dll.)
2. Mitologi Romawi (Jupiter, Neptunus, Mars, dll.)
3. Mitologi Nordik (Odin, Thor, Loki, dll.)
4. Agama Mesir Kuno (Ra, Osiris, Isis, dll.)
Dalam agama-agama tersebut, setiap dewa memiliki wilayah kekuasaannya sendiri dan tidak dianggap sebagai manifestasi dari satu entitas yang lebih tinggi.
Bagaimana Hindu Memandang Ketuhanan?
Agama Hindu memiliki sistem kepercayaan yang lebih kompleks dibandingkan dengan politeisme klasik. Dalam teks-teks suci Hindu seperti Veda, Upanishad, Bhagavad Gita, dan Purana, konsep ketuhanan dalam Hindu mencakup unsur monoteisme, henoteisme, panteisme, dan bahkan monisme.
Berikut beberapa konsep utama ketuhanan dalam Hindu:
1. Brahman: Tuhan yang Maha Esa dan Absolut
Dalam filsafat Vedanta, realitas tertinggi dalam Hindu adalah Brahman, yaitu Tuhan yang tidak berwujud, tidak memiliki bentuk fisik, dan melampaui segala sesuatu. Brahman adalah sumber dari segala yang ada, dan semua yang terlihat di dunia hanyalah manifestasi-Nya.
Konsep ini mirip dengan monisme, yaitu keyakinan bahwa segala sesuatu berasal dari satu realitas utama. Dalam Upanishad, dijelaskan bahwa segala yang ada di alam semesta adalah perwujudan dari Brahman.
Kutipan dari Chandogya Upanishad (6.2.1):"Tat Tvam Asi" -- "Engkau adalah Itu (Brahman)."
Artinya, setiap makhluk hidup adalah bagian dari Brahman, dan tidak ada keberadaan yang benar-benar terpisah dari Tuhan.
2. Trimurti: Tiga Aspek Tuhan dalam Penciptaan
Dalam Hindu, ada konsep Trimurti, yaitu tiga aspek utama Tuhan dalam fungsi penciptaan, pemeliharaan, dan pelebur:
a. Brahma -- Sang Pencipta
b. Wisnu -- Sang Pemelihara
c. Siwa -- Sang Pelebur
Trimurti sering disalahpahami sebagai tiga dewa yang berbeda. Namun, dalam pandangan Vedanta, Trimurti adalah manifestasi dari satu Tuhan yang sama. Ini lebih mirip dengan konsep monoteisme daripada politeisme.
3. Konsep Ia-devat: Kebebasan Memilih Dewa
Salah satu ciri khas Hindu adalah fleksibilitas dalam pemujaan. Umat Hindu dapat memilih untuk memuja dewa tertentu sesuai dengan hubungan spiritual mereka. Misalnya:
a. Penganut Vaishnavisme memuja Wisnu sebagai Tuhan tertinggi.
b. Penganut Shaivisme memuja Siwa sebagai Tuhan utama.
c. Penganut Shaktisme memuja Dewi (Durga, Kali, Lakshmi, Saraswati).
Namun, dalam ajaran Hindu, semua dewa ini hanyalah manifestasi dari Tuhan yang sama, sehingga tidak berarti Hindu percaya pada banyak Tuhan yang benar-benar terpisah.
Bhagavad Gita 4.11:"Dalam jalan mana pun mereka mendekati-Ku, Aku menerima mereka. Semua manusia menempuh jalanku dalam segala cara, wahai Arjuna."
Ayat ini menunjukkan bahwa meskipun ada berbagai bentuk pemujaan, semua akhirnya menuju Tuhan yang sama.
4. Monoteisme Inklusif (Henoteisme)
Banyak ahli agama menyebut Hindu sebagai monoteisme inklusif atau henoteisme, yaitu keyakinan bahwa ada satu Tuhan utama tetapi banyak manifestasi-Nya yang dapat dipuja.
Dalam banyak kitab Hindu, Tuhan digambarkan dalam berbagai bentuk agar lebih mudah dipahami manusia. Beberapa contoh ajaran yang menunjukkan monoteisme dalam Hindu adalah:
- Rig Veda 1.164.46:"Ekam sat vipra bahudha vadanti" -- "Kebenaran itu satu, tetapi para bijak menyebutnya dengan banyak nama."Ayat ini menjelaskan bahwa meskipun ada banyak nama dan bentuk Tuhan, semuanya merujuk pada satu realitas tertinggi.
- Bhagavad Gita 7.7:"Tidak ada kebenaran yang lebih tinggi dariku."Krishna menyatakan bahwa semua yang ada berasal dari-Nya dan pada akhirnya kembali kepada-Nya.
Apakah Hindu Politeisme?
Dari semua konsep di atas, Hindu tidak bisa dikategorikan sebagai agama politeisme murni seperti dalam mitologi Yunani atau Nordik. Sebaliknya, Hindu lebih tepat digambarkan sebagai:
1. Monoteisme Beragam (Monoteisme Inklusif) -- Tuhan yang satu memiliki banyak nama dan bentuk.
2. Henoteisme -- Memungkinkan pemujaan terhadap satu aspek Tuhan tanpa menolak keberadaan aspek lainnya.
3. Monisme -- Semua yang ada berasal dari satu realitas tertinggi, Brahman.
Namun, karena dalam praktiknya Hindu memiliki banyak dewa yang dipuja, banyak orang melihatnya sebagai agama politeistik. Hal ini lebih karena faktor budaya dan tradisi daripada doktrin utama agama Hindu sendiri.
Kesimpulan
Jadi, apakah Hindu politeisme? Jawabannya ya dan tidak, tergantung dari sudut pandang yang digunakan:
1. Jika melihat jumlah dewa yang dipuja, Hindu tampak seperti agama politeistik.
2. Namun, jika melihat inti ajarannya, Hindu lebih condong ke monoteisme dengan berbagai manifestasi Tuhan.
Hindu adalah agama yang sangat fleksibel dan inklusif, memungkinkan umatnya untuk memahami Tuhan sesuai dengan keyakinan dan hubungan spiritual mereka masing-masing. Oleh karena itu, Hindu lebih tepat disebut sebagai agama dengan polimorfisme teistik, di mana Tuhan yang satu diwujudkan dalam berbagai bentuk agar lebih mudah dipahami dan didekati oleh umat manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI