Mohon tunggu...
Ishak R. Boufakar
Ishak R. Boufakar Mohon Tunggu... Pegiat Literasi -PI -

Pegiat Literasi Paradigma Institute Makassar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat dari Desa untuk Pahlawan

18 November 2017   19:51 Diperbarui: 18 November 2017   20:03 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

silam serpihan peluru dengan riang menggali luka, di dadamu 

safarimu lusuh, koyak. Mengalir darah, airmata, membentuk parit kecil, amis. 

Demi kemerdekaan desa, bangsaku nyawamu satu dikorban. 

Entahlah, kau milik siapa? 

Di hari ini, perjuangan dan buah gagasmu, lenyap bersama kematianmu. 

Adalah kebesaran selalu-seiring dengan kematian. 


Dikau menegas muasal, pancasilalah wasiatmu serupa museum lengah, pancasila sepi dilaku dan tindak. 

Barangkali pancasila sekadar burung murung, terbang dari negeri Etopia, kemudian tersesat di angkasa Nusantara? 

generasiku, ataupun di mulut pejabat, pancasila gagap dalam wicara dan wacana. 

Pancasila taklebih dari sehimpun gagasan liar, binal, dan banal.

Bagitu miris, nurani terpojok, terperosok pancasila taklagi museum---gubuk etis, etos, dan walas asih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun