China adalah tempatku berlibur selama lebaran tahun ini (29 Maret sampai 09 April 2025). Kota yang kami kunjungi selama liburan ini adalah Chengdu, Jiuzhaigou, Huanglong, Maoxian, Chongqing, Wulong, Qianjiang, Zhangjiajie & Changsa.
Tanggal 28 Maret 2025, kami berkumpul di Bandara Soekarno Hatta. Pesawat berangkat dari Jakarta ke Beijing tanggal 29 Maret 2025 jam 01.45. Dan tiba di Beijing jam 09.55. Dari Beijing kami melanjutkan perjalanan dengan pesawat ke Chengdu jam 12.45. Setelah 3 jam perjalanan akhirnya kami tiba juga di kota Chengdu.
Setelah tiba, kami pun dijemput oleh guide setempat. Ivy namanya. Kami diantar untuk menikmati makan malam sebelum diantar untuk beristirahat di Hotel Serengeti.
Chengdu adalah ibu kota provinsi Sichuan, yang terkenal akan budaya masakan pedas yang lezat dan berminyak. Merupakan rumah bagi Panda Raksasa.
Berikut tempat wisata di Chengdu yang kami kunjungi:
1. Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding
Salah satu daya tarik kota Chengdu adalah pusat penangkaran panda di Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding. Tempat ini adalah surga bagi pencinta hewan, terutama Panda.
Pusat penelitian ini adalah fasilitas penelitian dan pengembangbiakan panda raksasa, salah satu spesies binatang yang terancam punah. Tujuan pembangunan pusat penelitian ini adalah untuk membangun ekosistem yang sangat mirip dengan habitat alami panda untuk lebih memahami perilaku panda.
Pengunjung dapat melihat panda raksasa dalam habitat semi-alami. Musim semi dan gugur adalah musim yang tepat untuk mengunjungi panda-panda terkenal di Chengdu. Dan waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari, saat panda-panda sedang makan dan aktif.
Lingkungan di Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding sangat luas dan asri. Kita bisa naik mobil yang memang disediakan untuk mengantar kita ke tempat panda-panda tersebut berada. Tentu saja kita juga bisa berjalan kaki seandainya kita berkenan😊
Selain melihat langsung tingkah polah panda, kita juga bisa mengunjungi “Panda Art Museum” yang ada di sana.
Di dalam museum itu, kita bisa melihat berbagai lukisan panda, dalam berbagai media lukis. Ada lukisan panda dengan cat air, kuas dan pengasapan.
Berikut lukisan panda di museum yang sangat saya suka. Hidup banget!
2. Tiangfu Square
Berpose di Tiangfu Square/dokpri

Tianqu Square adalah simbol kota Chengdu. Merupakan alun-alun terbesar di Barat Daya Tiongkok dan memiliki pemandangan yang dikelilingi gedung pencakar langit, layaknya Bundaran Hotel Indonesia & Alun-alun Tiananmen di Beijing.
Tiangfu Square merupakan area tersibuk di Kawasan CBD kota ini, baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan. Dilapisi granit yang berwarna terang dan dipagari pepohonan dan bunga, alun-alun ini merupakan tempat rekreasi terbuka bagi orang-orang yang ingin beristirahat dan menikmati perkembangan kota Chengdu.
Terdapat banyak pusat perbelanjaan mewah di sekitar alun-alun ini yang memudahkan wisatawan untuk berbelanja. Saya sempat mendapatkan kemeja dan kaos di salah satu pusat perbelanjaan di sini😉
Museum Sains dan Teknologi Sichuan terletak disebelah utara alun-alun ini. Museum ini terbuka untuk umum secara gratis, menawarkan pameran komprehensif tentang perkembangan terbaru dalam hal eksplorasi ruang angkasa, penerbangan, permesinan, robot, ilmu hayati, ekologi dan lingkungan.
Sebelah barat alun-alun, terletak Museum Chengdu. Museum ini merupakan museum yang terlengkap di kota ini. Sayang kami tidak sempat mengunjungi museum ini, karena saat tiba di tempat, sudah waktunya tutup.
Disebelah selatan Museum Chengu terdapat masjid, yang merupakan Masjid Kekhaisaran yang memiliki sejarah panjang sejak abad ke-16.
Kalau ke Chengdu, masukkan Tiangfu Square ke dalam whislist. Konon katanya, orang yang belum mengunjungi Tianfu Square dianggap belum mengunjungi Chengdu.
3. Jinli Ancient Street
Jinli Ancient Street atau disebut juga Jinli Old street merupakan sebuah jalan kuno yang merupakan pusat perdagangan selama Dinasti Shu Han.
Di salah satu ujung jalan Jinli ada gapura yang bertuliskan “Jalan Jinli” dalam aksara China. Begitu melangkahkan kaki melewati gerbang tersebut, banyak lentera merah yang tergantung diatas, menyambut kedatangan pengunjung, menciptakan pemandangan yang romantis di malam hari.
Bangunan-bangunan di kedua sisinya berarsitektur kota tua tradisional. Di sini kita bisa menemukan kios-kios yang menjual kerajinan tangan lokal, pakaian tradisional, souvenir dan makanan khas Sichuan seperti mala tang dan tanghulu.
Selain berbelanja, kita juga bisa menonton pertunjukan teater tradisional, seperti opera Sichuan, atau menikmati teh di rumah teh klasik. Saat tiba di ujung jalan Jinli, camilan-camilan lokal, baik yang manis, gurih, pedas berjejer mengoda untuk dicicipi.
Sayang karena masih kenyang, sebab kami ke sana setelah makan malam, saya tidak terpancing oleh godaan dari makanan lokal tersebut 😊 Dan yang pasti, jalanan tersebut penuh sesak oleh pengunjung.
Jadi seandainya berniat ke Jinli Ancient Street, kosongkan perutnya dulu supaya bisa menikmati jajanan lokal yang tersedia di sana!
Salam,
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI