Mohon tunggu...
Rosmani Huang
Rosmani Huang Mohon Tunggu... Karyawan swasta - Karyawan Swasta

Enjoy this life with positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Imlek Komed] Perayaan Imlek di Keluargaku

7 Februari 2019   06:15 Diperbarui: 8 Juli 2020   12:11 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya Imlek adalah perayaan musim semi. Konon saat itu masyarakat Tiongkok hidup dari bercocok tanam sehingga selama musim dingin, tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan. Sehingga pada saat musim semi mereka menyambutnya dengan suka cita karena sudah bisa beraktivitas kembali. Berkaitan dengan penanggalan kalender Cina maka musim semi tersebut jatuhnya  bertepatan dengan pergantian tahun.

Imlek bukan merupakan perayaan agama tertentu melainkan tradisi memperingati perayaan tahun baru yang dilaksanakan secara turun temurun oleh bangsa Tionghoa. Tetapi bagi yang beragama Kong Hu Chu maka menjelang Imlek ada ritual-ritual yang dijalankan untuk menyambut Imlek tersebut. Sedang bagi yang beragama selain Buddha (Kong Hu Chu) Imlek dirayakan sebagaimana kita merayakan pergantian tahun baru. Penuh antusias dan perasaan gembira :)

Karena keluarga saya semuanya beragama Kong Hu Chu (kecuali saya, Katholik), maka saya akan mengisahkan ritual yang mereka jalankan menjelang dan pada saat Imlek. 

Seminggu sebelum Imlek (bulan 12 tanggal 23-menurut kalender Cina) bagi yang beragama Kong Hu Chu mereka melakukan sembahyang kenaikan dewa ke langit. Pada saat itu mereka memasak "Tau Mi", makanan yang terbuat dari talas dan tepung kanji yang ditaburin ebi kering yang sudah dihaluskan. Makanan tersebut bertekstur lengket, mempunyai makna dan harapan agar nanti setelah dewa kembali dari langit pada hari ke-4 Imlek, dewa tersebut akan membawa rejeki yang menyertainya.

Tau Mi, terbuat dari talas dan tepung kanji yang dijadikan sajian untuk sembahyang (dok pribadi)
Tau Mi, terbuat dari talas dan tepung kanji yang dijadikan sajian untuk sembahyang (dok pribadi)

Setelah kenaikan dewa ke langit maka umat Kong Hu Chu bisa membersihkan altar. Pada saat itu "Hio Lo" (tempat menaruh hio/dupa) di bersihkan dan disisain 3batang dupa. 

Dan sehari sebelum Imlek (bulan 12 tanggal 30)  mereka memasak banyak makanan sebagai sajian untuk sembahyang leluhur.

Sajian makanan untuk sembahyang leluhur sehari sebelum Imlek (dok pribadi)
Sajian makanan untuk sembahyang leluhur sehari sebelum Imlek (dok pribadi)
Bagi umat Kong Hu Chu, perayaan Imlek ditandai dengan sembahyang ke Raja Langit (Thi Kong) untuk meminta berkat dan rejeki untuk setahun kedepan. Sembahyang tersebut sudah bisa dilakukan mulai jam 00.00. 

Buah, kue keranjang dan cemilan lainnya untuk sembahyang pembuka Imlek (dok pribadi)
Buah, kue keranjang dan cemilan lainnya untuk sembahyang pembuka Imlek (dok pribadi)
Pada saat Imlek hari pertama, saya dan kakakku dari dulu sampai sekarang adalah mengunjungi rumah saudara-saudara yang lebih tua. Tradisi ini masih kami lakukan untuk mempererat persaudaraan diantara keluarga kami. 

Sekarang ini untuk kumpul dengan saudara-saudara dan sepupu sudah sangat susah karena masing-masing punya kesibukan. Jadi Imlek adalah moment yang tepat untuk  mewujudkannya.

Pada saat itu bagi yang sudah berkeluarga mereka memberikan angpao (amplop merah yang berisi uang) kepada orang tua, saudara yang masih lajang dan anak-anak sebagai doa agar orang tua dan anak-anak senantiasa diberkati kesehatan dan rejeki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun