Mohon tunggu...
SISCA A SIANTURI
SISCA A SIANTURI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan Negara yang tertarik dengan perkembang ilmu pengatahuan dan teknologi terutama di bidang keuangan dan bisnis di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dompet Sehat Challange: Cara Agar Uangmu Tidak Numpang Lewat

5 Oktober 2025   21:39 Diperbarui: 5 Oktober 2025   21:39 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Halo sobat kompasiana, kali ini kita akan membahas Dompat Sehat Challenge, gimana caranya agar uang kita tidak hanya sekedar lewat. Kita semua pastinya sudah tahu rumus dasarnya, kan? Mencatat pengeluaran, membuat anggaran, dan menyisihkan sebagian uang untuk nabung. Itu adalah pengetahuan awal yang wajib untuk kita ketahui, jika masih bingung boleh nih di check lagi di artikel sebelah. Setelah menyetahui itu, kadang kamu pernahkah merasa bahwa, meski sudah melakukan semuanya, uang masih terasa seperti air yang mengalir di genggaman? Masih lepas, masih "numpang lewat"?

Jika jawabannya iya, itu berarti kamu sudah harus meningkatkan ilmu lagi nih tentang finansial. Dan kali ini mari kita bahas langkah yang dapat kita praktekkan secara langsung: "Dompet Sehat Challenge". Tantangan ini bukan untuk tentang seberapa banyak yang harus ditabung ataupun harus berhenti jajan kopi. Akan tetapi, tantangan ini ingin merubahmu dari yang hanya menjaga di pintu gerbang saat uang baru tiba, tetapi juga menjadi seorang arsitek yang merancang masa depan finansialnya. 

Daripada menunggu lama, yuk kita mulai tantangannya.

1. Mulai Lakukan Otopsi Keuangan

Sebelum melakukan langkah pertama, kita diharapkan sudah terbiasa mencatat pengeluaran. Dengan demikian, semua transaksi keuangan sudah ada buktinya, bukan di akhir bulan lupa kemana uang dan akhirnya menjadikannya semua sebagai dana makanan, atau dana jajan. Setelah aman, selanjutnya adalah melakukan 'otopsi' terhadap setiap pengeluaran. Selain mencatat berapa dan untuk apa, coba tanyakan pada dirimu pertanyaan yang lebih dalam, seperti:

  • "Apa emosi di balik pembelian ini?" Apakah aku membeli makanan/jajanan ini karena aku lapar, atau karena stres dan butuh penghiburan? Apakah aku membeli baju baru karena aku membutuhkannya, atau hanya karena FOMO melihat teman di kampus?

  • "Apakah pembelian ini sejalan dengan nilai dan prinsipi hidupku?" Jika aku menginginkan hidup minimalis, apakah beli gadget terbaru ini mendukung tujuanku? Jika aku ingin fokus belajar, apakah main game berjam-jam yang menguras kuota itu investasi yang tepat? Apakah aku sudah cukup disiplin menggunakan waktuku?

Hasil "otopsi" ini nantinya akan menunjukkan pola perilaku emosional kita terhadap uang. Seringkali, uang bukan hilang karena kita tidak bisa menjaganya, tapi karena kita sedang tidak baik-baik saja secara emosional. Ini adalah langkah untuk menyembuhkan akar masalahnya, bukan hanya menambal lubangnya. Lakukan dengan jujur, agar kamu melihat perkembangannya.

2. Mulai Menata Ruang dalam Dompet

Membuat anggaran bulanan itu seperti sedang menumpuk batu bata secara acak. Walaupun sebelumnya kita sudah bahas menata kerajaan uang kita, tapi mari kita bahas sedikit lagi. Disini kita akan membangun sebuah "rumah" yang fungsional untuk uang kita. Ini adalah konsep di mana setiap rupiah dalam dompet kita punya "ruangan" dan "tugas" yang jelas, bahkan sebelum gajian atau uang saku dari orang tua kita datang.

Bagaimana caranya? Buat beberapa rekening atau "amplop" digital dengan nama yang spesifik dan emosional:

Dana "Jajan" / "Healing Tipis-tipis": Dompet ini bukan untuk jajan sembarangan. Ini adalah dana yang secara sadar kita alokasikan untuk kebahagiaan sesaat, tanpa rasa bersalah. Mau nonton konser, beli buku, atau sekadar makan di restoran mahal? Ambil dari sini. Ini membuat kita tetap manusia.

Dana "Masa Depan": Supaya terdengat penuh semangat, jangan hanya menggunakan kata "tabungan". Mari kita coba beri nama yang punya energi. "Dana : Toko Roti (Usaha 2026)", "Dana Rumah Impian", atau "Dana Keliling Dunia Sebelum 30 Tahun". Nama ini mengingatkanmu pada mimpi, bukan sekadar angka. Dengan demikian, kamu akan lebih semangat untuk mengalokasikan danamu ke dompet ini.

Rekening "Tameng Darurat": Ini beda dengan dana darurat biasa. "Tameng" memberikan rasa proteksi. Ini adalah dana yang nggak boleh disentuh kecuali dalam keadaan benar-benar gawat (misalnya, kehilangan penghasilan utama, bukan untuk beli HP baru yang rusak).

Dengan membangun "Rumah Uang", kita memberikan tujuan dan identitas pada setiap uang yang kita miliki. Ia tidak lagi hilang, karena ia punya alamat yang jelas.

3. Membuat Uang kerja untuk Kita.

Sama seperti pembahasan di banyak artikel, hal yang paling manjur untuk membuat uang tidak hanya "numpang lewat" adalah menyuruh mereka untuk bertahan, berkembang atau bahkan bekerja untuk kita. Menyimpan uang itu baik, tapi bisa saja terkena inflasi. Hal ini membuat uang mu yang diam akan menurun nilainya dihari-hari yang akan datang. Dengan demikian, mari kita aktifkan "mesin pertumbuhan" pada uang kita.

  • Pindahkan sebagian dana "Masa Depan" ke instrumen yang lebih baik. Coba reksa dana pasar uang atau deposito. Bunganya masih kecil, tapi ini adalah langkah mental pertama untuk membiarkan uangmu "bekerja". AKan tetapi, jangan lupa juga perhatikan jatuh tempo atau cara kerja uangnya, apakah itu bisa diambil atau punya batas waktu.

  • Investasikan dalam dirimu (yang paling penting!). Alih-alih menabung Rp 500.000, gunakan untuk ikut kelas online yang menambah skillmu, beli buku spesialisasi, atau bayar workshop. Skill baru adalah "mesin pertumbuhan" yang punya ROI (Return on Investment) paling tinggi dalam jangka panjang. Itu bisa membukakan pintu ke penghasilan yang lebih besar.

Dengan ini, kita bukan hanya sekedar belajar menabung, tapi juga belajar untuk investasi. 

Challange Dompe Sehat bukan tentang menyiksa diri. Hal ini bisa kita lakukan untuk menambah pengetahuan finansial kita. Dengan ini juga kita bisa memahami mengapa kita menghabiskan uang, memberinya tujuan yang jelas, dan akhirnya, membiarkannya berkembang untuk kita.

Setelah kita berhasil melalui tantangan ini selama sebulan, maka tidak akan ada lagi yang namanya duit cuman numpang lewat. Karena dompet yang sehat bukan hanya tentang uang yang banyak, tetapi tentang bagaimana kita menjaga uangnya agar tetap bermanfaat dan membuat hati tenang. Yuk jadi lebih peka lagi terhadap keuangan kita, jangan lupa dicoba ya tantanganya. Dengan #PRUteksiFinansial, kita bisa mencapai #BahagiaKemudian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun