Halo sobat kompasiana, kali ini kita akan membahas Dompat Sehat Challenge, gimana caranya agar uang kita tidak hanya sekedar lewat. Kita semua pastinya sudah tahu rumus dasarnya, kan? Mencatat pengeluaran, membuat anggaran, dan menyisihkan sebagian uang untuk nabung. Itu adalah pengetahuan awal yang wajib untuk kita ketahui, jika masih bingung boleh nih di check lagi di artikel sebelah. Setelah menyetahui itu, kadang kamu pernahkah merasa bahwa, meski sudah melakukan semuanya, uang masih terasa seperti air yang mengalir di genggaman? Masih lepas, masih "numpang lewat"?
Jika jawabannya iya, itu berarti kamu sudah harus meningkatkan ilmu lagi nih tentang finansial. Dan kali ini mari kita bahas langkah yang dapat kita praktekkan secara langsung: "Dompet Sehat Challenge". Tantangan ini bukan untuk tentang seberapa banyak yang harus ditabung ataupun harus berhenti jajan kopi. Akan tetapi, tantangan ini ingin merubahmu dari yang hanya menjaga di pintu gerbang saat uang baru tiba, tetapi juga menjadi seorang arsitek yang merancang masa depan finansialnya.Â
Daripada menunggu lama, yuk kita mulai tantangannya.
1. Mulai Lakukan Otopsi Keuangan
Sebelum melakukan langkah pertama, kita diharapkan sudah terbiasa mencatat pengeluaran. Dengan demikian, semua transaksi keuangan sudah ada buktinya, bukan di akhir bulan lupa kemana uang dan akhirnya menjadikannya semua sebagai dana makanan, atau dana jajan. Setelah aman, selanjutnya adalah melakukan 'otopsi' terhadap setiap pengeluaran. Selain mencatat berapa dan untuk apa, coba tanyakan pada dirimu pertanyaan yang lebih dalam, seperti:
"Apa emosi di balik pembelian ini?" Apakah aku membeli makanan/jajanan ini karena aku lapar, atau karena stres dan butuh penghiburan? Apakah aku membeli baju baru karena aku membutuhkannya, atau hanya karena FOMO melihat teman di kampus?
"Apakah pembelian ini sejalan dengan nilai dan prinsipi hidupku?" Jika aku menginginkan hidup minimalis, apakah beli gadget terbaru ini mendukung tujuanku? Jika aku ingin fokus belajar, apakah main game berjam-jam yang menguras kuota itu investasi yang tepat? Apakah aku sudah cukup disiplin menggunakan waktuku?
Hasil "otopsi" ini nantinya akan menunjukkan pola perilaku emosional kita terhadap uang. Seringkali, uang bukan hilang karena kita tidak bisa menjaganya, tapi karena kita sedang tidak baik-baik saja secara emosional. Ini adalah langkah untuk menyembuhkan akar masalahnya, bukan hanya menambal lubangnya. Lakukan dengan jujur, agar kamu melihat perkembangannya.
2. Mulai Menata Ruang dalam Dompet
Membuat anggaran bulanan itu seperti sedang menumpuk batu bata secara acak. Walaupun sebelumnya kita sudah bahas menata kerajaan uang kita, tapi mari kita bahas sedikit lagi. Disini kita akan membangun sebuah "rumah" yang fungsional untuk uang kita. Ini adalah konsep di mana setiap rupiah dalam dompet kita punya "ruangan" dan "tugas" yang jelas, bahkan sebelum gajian atau uang saku dari orang tua kita datang.
Bagaimana caranya? Buat beberapa rekening atau "amplop" digital dengan nama yang spesifik dan emosional: