Styrofoam sulit terurai karena merupakan sampah anorganik. Sekarang sudah banyak kemasan yang biodegrable.
-Mengurangi penggunaan kertas.
Penggunaan kertas yang meningkat akan menyebabkan peningkatan emisi karbon. Karena permintaan produk kertas meningkat, limbah yang dihasilkan industri kertas pun meningkat, yaitu klorin yang merupakan sumber emisi karbon. Permintaan produk kertas yang meningkat pun mendorong ekspansi hutan produksi yang berakibat berkurangnya habitat hewan liar. Hal tersebut berisiko terjadinya konflik antara manusia dan hewan liar. Biasanya, hutan produksi bersebelahan dengan taman nasional.
-Mengurangi penggunaan listrik.
Listrik merupakan sumber emisi karbon karena mayoritas pembangkit listrik menggunakan batubara. Walaupun demikian, ada beberapa pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air ataupun tenaga surya.
Hemat listrik dilakukan dengan mematikan radio, televisi, komputer, AC ataupun lampu jika tidak digunakan; mencabut charger smartphone, laptop, ataupun powerbank jika sudah full-battery; menggunakan toren otomatis untuk menghemat penggunaan listrik yang tersambung dengan pompa sumur; dan menampung air dalam wadah jika menggunakan listrik yang tersambung dengan pompa sumur.
Lampu tenaga surya untuk taman kurang ramah lingkungan karena limbah lampu tenaga surya tersebut sulit di-treatment.
-Mengurangi penggunaan air.
Air merupakan sumber emisi karbon. Jika menggunakan sumur dan pompa listrik, maka sumber emisinya berasal dari listrik. Sementara air dari PDAM, juga merupakan sumber emisi karbon terkait proses pengolahan air. Belum lagi treatment air agar layak digunakan untuk rumah tangga, tentu menggunakan zat kimia seperti disinfektan, koagulan, dll. Zat-zat kimia tersebut juga merupakan sumber emisi karbon.
Hemat air dilakukan dengan mematikan keran air dengan rapat setelah digunakan, menggunakan shower dibandingkan gayung dengan bak air ataupun ember, dll.
-Mengurangi penggunaan gas.