Mohon tunggu...
Sirojul Fuad
Sirojul Fuad Mohon Tunggu... UNNES

Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jangan forsir tubuhmu, ini alasan pentingnya istirahat dari olahraga

18 Juli 2025   15:29 Diperbarui: 18 Juli 2025   15:44 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.halodoc.com

Banyak pakar kebugaran dan influencer di bidang kesehatan kerap menekankan pentingnya memberi jeda istirahat dalam rutinitas latihan fisik yang padat. Salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan meluangkan waktu khusus untuk beristirahat dari aktivitas olahraga berat dalam satu minggu tertentu, yang dikenal dengan istilah deload week. Deload week merupakan periode istirahat aktif atau pengurangan intensitas latihan yang secara strategis dirancang untuk membantu tubuh melakukan pemulihan secara menyeluruh. Meskipun terlihat sepele, momen ini justru dianggap sebagai elemen kunci dalam mencapai hasil kebugaran yang optimal dan berkelanjutan.

Tujuan utama dari pelaksanaan deload week adalah untuk memberikan kesempatan bagi tubuh, terutama sistem otot dan saraf, untuk memulihkan diri dari kelelahan fisik dan stres yang terakumulasi akibat latihan yang berat dan berulang dalam jangka waktu tertentu. Ketika seseorang menjalani program latihan intensif, tubuh tidak hanya mengalami kelelahan umum, tetapi juga bisa mengalami tekanan fisiologis berupa kerusakan mikroskopis pada jaringan otot.

Saat otot digunakan secara intens, terutama dalam latihan beban atau latihan dengan intensitas tinggi, serat-serat otot bisa mengalami robekan kecil atau luka mikro. Dalam kondisi normal, tubuh akan memperbaiki kerusakan ini sebagai bagian dari proses adaptasi fisiologis yang membuat otot menjadi lebih kuat dan lebih besar. Namun, perbaikan ini memerlukan waktu dan energi, sehingga jeda berupa deload week sangat dibutuhkan agar proses pemulihan dapat berlangsung secara maksimal.

Robekan kecil pada serat otot yang terjadi selama latihan intensif bisa membuat struktur jaringan otot menjadi tidak beraturan. Hal ini akan memicu respons biologis berupa peradangan ringan, yang merupakan bagian alami dari proses pemulihan. Peradangan ini sebenarnya bersifat positif dalam konteks adaptasi otot, karena merangsang perbaikan dan pertumbuhan jaringan baru. Namun, jika tubuh tidak diberi waktu cukup untuk beristirahat dan terus dipaksa melakukan aktivitas berat, maka peradangan ini dapat berubah menjadi kondisi kronis.

Dalam jangka panjang, ketidakmampuan untuk pulih dengan benar dapat menyebabkan kerusakan jaringan otot yang lebih serius dan permanen. Otot yang terus menerus mengalami tekanan tanpa waktu istirahat yang memadai akan kehilangan kemampuan optimalnya dalam beradaptasi, yang pada akhirnya bisa menurunkan performa fisik secara keseluruhan. Oleh karena itu, deload week bukan sekadar istirahat, melainkan bagian penting dari strategi latihan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara beban latihan dan pemulihan tubuh.

Dengan melibatkan deload week dalam program kebugaran, seseorang tidak hanya mencegah cedera dan kelelahan kronis, tetapi juga membantu meningkatkan kualitas dan hasil dari latihan yang telah dijalani sebelumnya. Strategi ini merupakan bentuk investasi jangka panjang bagi kebugaran tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.

Salah satu temuan menarik dalam dunia sains olahraga berasal dari penelitian yang mengungkap bahwa jaringan otot manusia ternyata menyimpan semacam "memori biologis" dalam tingkat genetik. Studi tersebut menemukan bahwa gen-gen yang terdapat di dalam otot tidak hanya berfungsi untuk menjalankan proses fisiologis, tetapi juga menyimpan jejak pengalaman latihan sebelumnya. Dengan kata lain, otot memiliki kemampuan untuk "mengingat" pengalaman latihan fisik yang pernah dilakukan, melalui ekspresi genetik yang tetap aktif bahkan setelah seseorang berhenti berolahraga dalam jangka waktu tertentu.

Memori genetik ini menjadikan otot dalam kondisi yang bisa disebut sebagai "setengah siap" yakni tidak sepenuhnya aktif seperti ketika rutin berlatih, tetapi juga tidak sepenuhnya pasif seperti otot yang benar-benar tidak pernah dilatih. Dalam kondisi ini, otot tetap mempertahankan ekspresi gen yang berperan dalam pembentukan dan pertumbuhan jaringan, sehingga ketika seseorang kembali berolahraga setelah periode istirahat, respons tubuh terhadap latihan menjadi jauh lebih cepat dan efisien. Hal ini menjelaskan mengapa banyak orang dapat mengembalikan kondisi fisiknya dengan relatif lebih mudah setelah cuti latihan, karena tubuh secara biologis telah menyimpan "rekaman" dari proses adaptasi sebelumnya.

Dengan demikian, masa istirahat  seperti dalam deload week atau bahkan jeda yang lebih lama  tidak selalu berarti kemunduran. Justru, berkat adanya memori otot ini, tubuh mampu beradaptasi dan tumbuh lebih optimal setelah istirahat, asalkan proses latihan di masa sebelumnya dilakukan secara konsisten dan terstruktur.

Selain manfaat pemulihan dan peningkatan adaptasi otot, istirahat dari aktivitas olahraga yang intens juga penting sebagai upaya pencegahan terhadap risiko kesehatan lainnya, seperti nyeri otot berlebih yang bisa berujung pada kondisi yang dikenal sebagai overtraining syndrome. Overtraining syndrome merupakan suatu gangguan fisiologis dan psikologis yang terjadi akibat olahraga yang dilakukan secara berlebihan tanpa disertai dengan waktu pemulihan yang memadai. Dalam kondisi ini, tubuh kehilangan keseimbangan antara stres latihan dan kapasitas pemulihannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun