Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gaya Hidup Minimalis di Era Flexing, Bersyukur adalah Kunci

18 Juli 2022   13:33 Diperbarui: 18 Juli 2022   13:34 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bahagia dengan bersykur/Pexels.com

Rupa-rupanya semakin modern zaman, semakin sulit kita mengikuti alur perubahan. Dimana ekonomi dan sosial selalu dipertaruhkan untuk masa depan. Dan menuju kehidupan Bahagia gemilang hidup minimalis di masa penuh kegersangan kecepatan kebutuhan dan kesenangan, manusia harus bisa bertahan hidup agar tetap tegap.

Lalu, apa yang menjadi patokan kehidupan sekarang? Era dimana banyak orang flexing bisa digerakkan dengan harta dan kekayaan. Gaya hidup flexing ini tidak mungkin dilakukan oleh kelas menengah kebawah, jika memaksakan pasti menimbulkan keterpurukan dan kesenjangan. 

Jika ditelaah, flexing merupakan gaya hidup dengan menunjukkan sesuatu yang dimiliki atau diraih dengan cara yang anggapan orang lain tidak menyenangkan. Bagi pelaku flexing merasa senang akan nikmat dan budaya hedonism seperti itu.

Demikian, sosial media dipenuhi orang-orang yang selalu menunjukkan kekayaan, kemapanan, agar kredibilitas atas mereka bersifat faktual. Orang-orang yang flexing akan selalu memvalidasi sebagai 'sultan', 'crazy rich' dan 'juragan'. Dibalik budaya branding melalui flexing, untuk orang-orang yang kuat dalam bertahan hidup akan selalu hidup keterbalikan dari gaya hidup flexing, yaitu gaya hidup minimalis.

Kenapa harus bergaya hidup minimalis? Ibaratkan kalian membeli kopi di warung dan di cafe, pasti harganya jauh berbeda. Pentingnya hidup minimalis adalah bagaimana kebutuhan kita tercukupi, bukan keinginan selalu terpenuhi. Hal ini menjadi resolusi dari gaya hidup kompetitif yang mengacaukan mental manusia, sebab dengan minimalis nya kehidupan akan selalu merasakan ketenangan, kedamaian, dan ketenteraman.

Beberapa indikasi manusia bergaya hidup minimalis adalah selalu fokus pada kebutuhan, tidak terlalu ter-obsesi di luar kemampuan, perihal kebahagian tidak didominasi oleh kekayaan, sesuatu yang dimiliki sesuai kebutuhan bukan simbol kemapanan, kesederhanaan merupakan simbol kebahagiaan, membuka space yang luas untuk hal penting, Decluttering (memilah barang), dan berprinsip mengganti bukan menambah.

Kemudian, hal utama dalam melakukan gaya hidup minimalis adalah dengan bersyukur dengan apa yang kamu punya sekarang. Tidak selalu terburu-buru mencapai keinginan diluar kebutuhan. 

Rasa syukur kepada tuhan atas segala pemberian menjadi titik penentu agar mental manusia senantiasa sehat di era sekarang ini. Pentingnya kesehatan jasmani dan rohani membuat manusia tidak berbelit-belit harus mengikuti tren kekinian dan dipandang orang yang 'tidak norak'. 

Padahal masalah cara berfikir tidak ditentukan dengan seberapa kaya dan mengikuti trending saja, tetapi selalu terbuka pada hal-hal baru dan memiliki pendirian yang menghasilkan perubahan.

Maka, bersyukur atas segala yang sudah terpenuhi akan melancarkan gaya hidup minimalis. Untuk itu, mulailah bersyukur pada sang pencipta, terus berproses sesuai kemampuan kita, tidak terhasut oleh kebodohan yang memundurkan kita, dan percaya diri bahwa tuhan selalu bersama orang yang bersyukur dan minimalis mengorientasikan dedikasi kepada kehidupan yang telah tuhan ciptakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun