Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sebuah Investasi Hijau Menuju Indonesia Maju

26 Juli 2022   16:45 Diperbarui: 26 Juli 2022   16:54 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto Dokpri: Bimtek Meraup Keuntungan dari Penerapan Sistem Pertanian Organik 

Adopsi peraturan lingkungan yang kuat dengan berbagai aturan turunannya harus semakin digenjot.

Investasi Penelitian dan tehnologi ramah lingkungan yang revolusioner

Dalam diskusi investasi bidang pangan dan pertanian dimana saya narasumbernya pada tahun 2021 disimpulkan bahwa investasi terkait penelitian dan tehnologi sangat kecil dibandingkan dengan infrastruktur dan alat mesin pertanian . Padahal kita rahu, rata-rata pabrik pembuat tehnologi traktor untuk mengolah lahan membutuhkan bahan bakar dari fosil. Hampir 90 persen usaha industri di dunia dari semua negara penghasil dikelola dengan menggunakan energi kotor.

Traktor ukuran besar, pengolah tanah, penabur biji efektif untuk melakukan kerja-kerja  pertanian. Yang menjadi permasalahan,industri ini malah membuat petani kewalahan. Tehnologi yang harusnya mengurangi pengeluaran sebaliknya meningkatkan beban baru. 

Di Rencana Anggaran (APBD) Kota Medan Tahun 2022 di semua dinas-dinas yang ada di Kota Medan anggaran 1 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) antara 30-40 Milyar. Tetapi sayangnya di OPD Penelitian dan Pengembangan-Riset /kajian hanya ada nilai uang tidak lebih dari 10 M. Artinya bahwa penelitian terkait tehnologi ramah iklim tidak masuk dalam OPD Litbang. Bahkan beberapa dinas tidak ada satupun mengalokasikan terkait dengan penelitian dan tehnologi ramah yang revolusioner. 

Harus revolusioner artinya bertolak belakang dengan konsep selama ini yang sangat mengedepankan tehnologi maju, super jet, otomatisasi. Perlunya industri terutama tehnologi untuk menginvestasikan penelitian dan kajian untuk menghasilkan apa kita-kira produk tehnologi , benih, produk, kenderaan, mebel bahkan fashion yang bisa dihasilkan oleh mesin tapi kualitasnya setara home made. 

Ini yang sudah mulai dilirik oleh industri hijau saat ini. Investasi pada penelitian dan riset untuk model konsumsi,gaya hidup, kebutuhan, 270 juta warga di Indonesia harus dilakukan berbasis pada keseimbangan ekologi demi kesejahteraan manusia. 

Bayangkan jika kita bisa menghasilkan produk mebel dari bahan rotan yang tahan puluhan tahun. Yang dihasilkan dari penerlitian panjang, mendalam dan bermanfaat bagi pemakainya. Karena selama ini kursi rotan hanya bisa bertahan dengan kualitas terbaiknya dibawah 10 tahun.

  Innovasi dan Kreatifitas Setara Dengan  Produksi Tehnologi Ramah 

Berbagai tehnologi maju butuh bahan bakar fosil yang tidak hanya mengotori lahan sawah,tetapi petani butuh utk membeli BBM,ditengah persoalan bensin yg tdk bisa pakai jerigen. Berbagai tehnologi padat karya berupa 1000.000 pacul lebih bermanfaat bagi petani kecil dibanding 1 traktor. Disamping perusahaan tehnologi hijau mendapatkan selisih harga untuk profitnya, kemanfaatan, penggunaan ramah iklim,perawatan juga mudah bagi petani. Sehingga jutaan petani dapat menggunakan tehnlogi tepat guna. Yang dipakai untuk proses pengelolaan lahan, panen, penanaman dengan menggunakan tenaga sendiri. Tidak perlu beli Bahan Bakar, perawatan lebih mudah. pemakaian juga tidak rumit sehingga bisa digunakan oleh petani perempuan. Misanya lebih bagus 1000.000 pacul diciptakan oleh pabrik atau industri dengan konsep manfaat,potensi,penghematan energi dan konsep harmoni ekosistem.

Sulit menemukan industri dengan bahan lokal murah berkualitas untuk semua hasil seni tinggi. Seni tinggi misalnya lukisan yang dihargai dengan harga lumayan hanya bisa diproduksi 2-3 buah dalam waktu lama. Dalam proses industri saat ini, innovasi dan kreatifitas khususnya di industri hijau akan berpusat bagaimana kreaktifitas dimunculkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun