Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sepak Tekong, Kenangan Masa Kecil Tak Terlupakan

30 Juli 2013   21:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:49 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sepak Tekong, demikian permainan ini dinamai di kampung kami. Permainannya sederhana, namun mengasyikkan. Kami bisa lupa waktu bila telah memainkan permainan ini.

Permainan sepak tekong ini bisa dimainkan dengan 3 atau lebih banyak lagi pemain. Semakin banyak pemain, permainan ini semakin menegangkan dan mengasyikkan.

Permainan ini dimulai dengan membuat sebuah lingkaran lebih kurang setengah meter di tengah halaman sekolah atau halaman rumah, sering juga di halaman surau. Lalu sebuah kaleng susu bekas atau boleh juga tempurung kelapa yang sudah diparut, diletakkan di tengah lingkaran dalam keadaan tertelungkup sebagai tekong.

Untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga tekong, semua pemain harus balasuk alias hompimpah. Yang kalah akan menjadi penjaga tekong. Setelah ditemukannya siapa yang kalah dan harus menjaga tekong, maka dia harus menuju salah satu dinding sekolah atau rumah yang paling dekat dengan tekong. Sambil menutup muka dan menghadap ke dinding, dia akan menghitung hingga sepuluh hitungan untuk memberi kesempatan teman yang main untuk bersembunyi, di tempat yang tidak mudah terlihat oleh si penjaga tekong.

Selesai menghitung, si penjaga tekong akan melihat ke sekeliling. Untuk melihat kalau-kalau ada diantara teman-teman yang main tidak bisa bersembunyi dengan baik, sehingga kelihatan baju atau bagian lain tubuhnya seperti kepala, tangan atau kaki. Bila hal itu terjadi maka dia akan menyebut nama pemain yang terlihat tersebut. Lalu menginjak tekong yang berupa kaleng atau tempurung kelapa yang berada di tengah lingkaran. Bagi pemain yang terlihat dan disebutkan namanya, maka dia harus keluar dari persembunyian. Karena tertangkap maka dia dihitung sebagai pemain yang mati.

Tetapi bila si penjaga tekong salah menyebutkan nama, maka pemain yang salah disebutkan namanya tadi boleh meneruskan persembunyiannya, malah kalau bisa makin menghilang atau berpindah ke tempat lain secara diam-diam tanpa terlihat oleh sipenjaga tekong, agar tak terlihat dan tertangkap lagi.

Karena sulit melihat pemain yang bersembunyi hanya dengan berdiri di sekitar tekong, maka si penjaga kadang harus menjauh dari tekong untuk mencari pemain yang bersembunyi.

Bagi pemain yang bersembunyi, saat si penjaga tekong menjauh dari tekong inilah, saatnya keluar dari persembunyian. Tapi sebelumnya dia juga harus memperhitungkan jarak antara dia dan si penjaga dengan tekong. Bila jarak si penjaga terlhat semakin jauh dari tekong, dan si pemain merasa bisa berlari lebih cepat dan lebih dulu tiba di tekong, maka dengan secepat kilat dia akan keluar dari persembunyian dan berlari kencang menuju tekong.

Si penjaga, begitu melihat ada pemain yang berkelebat keluar dari persembunyian, dengan sekuat tenaga dia juga akan berlari kencang kembali menuju tekong. Berpacunya kedua pemain inilah yang sering mendapat sambutan meriah dari para penonton. Sambil bertepuk tangan dan bersorak, para penonton ini akan menyemangati kedua pemain yang berbeda kepentingan. Apalagi bila si penjaga dan si pemain mempunyai postur tubuh dan kecepatan lari yang seimbang.

Dalam berlari menuju tekong, si penjaga berharap bisa mematikan si pemain dengan menginjak tekong lebih dulu. Sedang si pemain berharap tetap bisa hidup dan melanjutkan permainan dengan aman, dengan menginjak atau malah kadang karena gembiranya, menendang tekong keluar dari lingkaran sambil bersorak kegirangan.

Permainan akan berlanjut lebih menarik, bila makin banyak pemain yang berhasil dimatikan oleh si penjaga. Pemain yang mati dengan dada berdebar, berharap ada pemain lain yang menyelamatkannya. Sambil berdoa agar pemain berikutnya atau pemain terakhir yang masih bersembunyi, jangan sampai ikut mati. Karena berlaku ketentuan, bila pemain terakhir berhasil  masuk dan memenangkan tekong, maka semua pemain yang mati akan dibebaskan dari hukuman, alias kembali sebagai pemain yang hidup. Bila ini sampai terjadi, maka si penjaga dianggap kalah, hingga terpaksa harus kembali bermain sebagai penjaga tekong. Makanya dalam berusaha menangkap pemain terakhir, si penjaga benar-benar berkonsentrasi agar jangan sampai kalah cepat lagi menguasai tekong.

Sering juga bila penjaga tekongnya pintar, dia akan berusaha meninggalkan sebagai pemain terakhir, adalah pemain yang lebih lemah dari dia, dengan tidak menangkapnya, walau dia sudah tahu tempat persembunyiannya.

Bila semua pemain sudah keluar dari persembunyiannya dan bisa diselamatkan oleh pemain terakhir, maka permainan dilanjutkan seperti semula. Tapi bila pemain terakhir juga tertangkap, maka akan diadakan undian, siapa yang menjaga berikutnya.

Proses undiannya yaitu, semua pemain berbaris di belakang penjaga. Apakah dia pemain yang mati atau pemain yang hidup, semuanya tanpa kecuali. Sambil menutup mata dan dilarang melirik kebelakang antrian, si penjaga akan menyebutkan nomor antrian. Bila nomor yang disebut adalah nomor pemain yang mati sesuai sesuai urutan antrian, maka si pemain tersebut langsung berganti menjadi penjaga.  Tapi bila yang disebut penjaga adalah nomor antrian pemain yang hidup, maka si penjaga akan tetap sebagai penjaga. Sementara pemain yang tadi mati, akan kembali hidup dan bermain sebagai pemain. Karena dia diselamatkan oleh kesalahan penjaga menyebutkan nomor antrian pemain yang hidup.

Permainan Sepak Tekong ini biasanya berhenti dengan sendirinya, bila bedug telah di tabuh dan azan magrib telah berkumandang. Kamipun kemudian serentak keluar dari persembunyian, lalu berlarian kerumah masing-masing, mengambil kain sarung, lalu pergi ke masjid atau mushalla. Permainan akan sangat menghibur bila fihak http://www.indonesia.travel/ mengajak para tamu ke kampung saya, sekaligus menikmati suasana kampung yang sepi tentram dan damai.

Selesai shalat magrib, suraupun telah menunggu kami, untuk belajar mengaji dengan keringat yang kadang masih mengalir di sekujur tubuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun