Mohon tunggu...
Fachrur Rozi Nasution
Fachrur Rozi Nasution Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

>> Saya hanya lah kumpulan Hari - hari yang sesungguhnya jika hari berkurang maka berkurang juga umur saya. >> Saya sering menghabiskan waktu di depan layar laptop berjam-jam untuk online dan atau membaca ebook. >> Founder & CEO https://tokoandalan.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bisnis Itu Kejam

18 Mei 2017   16:30 Diperbarui: 25 Mei 2018   07:15 1700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah cukup lama saya tidak menulis artikel dikarenakan kesibukan saya yang menurut saya sangat luar biasa saat ini. Memang saat ini saya lagi konsentrasi penuh untuk mengembangkan Toko Andalan supaya bisa lebih dikenal publik di Indonesia ini khususnya dan manca negara pada umumnya. Harapannya jika yang Maha Kuasa Meridhai tahun 2018 saya akan mendaftarkan usaha ini menjadi PT (Perseroan Terbatas).

Karena saya startup yang bisa dibilang tidak mempunyai modal dalam hal materi bukan menjadi halangan buat saya. Setidaknya prinsip inilah yang saya pegang teguh untuk tetap bertahan dalam idealisme saya  untuk membangun dan mengembangkan tokoandalan.com. Tentunya banyak rintangan yang saya hadapi. Mulai dari godaan untuk bekerja di perusahaan yang bonafit yang sangat menggiurkan. Bahkan seingat saya ada dua perusahaan besar menawarkan saya untuk bergabung bersama mereka. Salah satunya, jika saya bersedia, akan di kontrak 2 tahun untuk di kirimkan ke Belanda. Yang membuat saya tergiur untuk bergabung dalam perusahaan yang skala Nasional itu adalah dikarenakan Founder perusahaan langsung yang menawarkannya kesaya.

Alhamdulillah, sekalipun saya gagal bergabung dalam perusahaan dimaksud karena memang saya menolaknya, Saya tetap beryukur, karena keinginan saya untuk membuka usaha terlaksana sekalipun hingga saat ini masih terseok-seok.

Dalam perjalanannya dalam membuka usaha ini, tentu banyak cerita yang saya dapatkan. Baik itu dari saya sendiri selaku pelakon pertama, cerita client maupun cerita dari rekan-rekan kenalan sesama pebisnis.

Misalnya saja semalam saat saya diajak juragan besar untuk jalan-jalan dan ketemu mitra bisnis beliau. Saya diperkenalkan dengan salah satu pebisnis besar dimasa lalu. Namun, bangkrut karena kena tipu mitranya sendiri.

Cerita singkatnya adalah, jauh sebelum terjadi krisis moneter tahun 1998 bapak ini sudah sangat sukses bisnis bidang Tas Koper. Saingan beliau bukan skala nasional lagi, melainkan sudah Internasional. Saingan terbesar dan terberatnya kala itu adalah pengusaha-pengusaha China yang mereka datangkan produknya langsung dari China.

Memang, udah jamak kita ketahui bersama bahwa Chiness sangat jago dalam berbisnis. Sehingga memang tidak salah anjuran Rasulullah Muhammad SAW untuk belajar ilmu kenegeri China. Seperti itu kira-kira terjemahan bebasnya Hadits Rasulullah.

Nah, oleh bapak ini masih tetap bisa survival dari pesaing-pesaingnya. Salah satu kunci yang dipegang Teguh oleh bapak ini sehingga tetap bisa berkembang adalah kualitas produk yang ditawarkan lebih tinggi dibanding pesaingnya.

Namun, Nasib baik tidak selalu berpihak kepada orang baik. Begitu juga yang dialami bapak ini. Dipuncak karir sebagai pebisnis. Beliau di tipu oleh orang lain dengan cek kosong. Seperti yang saya sebutkan diawal bahwa bapak ini adalah pengusaha besar sebelumnya. Jadi banyak metode yang di terima oleh bapak ini dalam bertransaksi. Salah satu pembayaran yang biasa dilakukan oleh bapak ini adalah pembayaran dengan menggunakan CEK.

Sialnya, salah satu transaksi bapak ini mendapatkan CEK kosong yang tidak ada isinya. Nilai ceknya juga juga sangat besar dikala itu dan bahkan sampai sekarang juga masih tergolong besar. Cek kosong yang diberikan kepada bapak ini bernilai hampir 1 Milyar dan ini terjadi sebelum tahun 1998.

Jadilah bapak ini bangkrut karena uang beliau habis bayar tagihan-tagihan yang harus dibayarkan ke yang lainnnya. Untungnya bapak ini tidak sempat masuk bilik pledoi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun