Hujan deras yang mengguyur wilayah Bojonegoro dalam beberapa hari terakhir membuat debit air Bengawan Solo meningkat drastis. Akibatnya, ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 150 sentimeter. Kondisi ini sekaligus mengonfirmasi peringatan dari BPBD Bojonegoro yang sebelumnya telah menyebutkan bahwa ada 15 kecamatan rawan banjir akibat luapan Bengawan Solo.
Dampak di Lapangan
Berdasarkan laporan lapangan, Desa Kalisari di Kecamatan Boureno menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak. Tercatat:
420 rumah warga terendam banjir dengan ketinggian antara 50--150 cm. Jalan poros desa sepanjang 6 km dan jalan lingkungan 3 km tak bisa dilewati karena tergenang. 225 hektare sawah ikut terendam dengan ketinggian air 2--5 meter, berpotensi menyebabkan gagal panen. Fasilitas umum seperti masjid, musala, sekolah, kantor desa, hingga polindes ikut terdampak. Banyak warga terpaksa beraktivitas dengan menggunakan perahu karena akses transportasi lumpuh. Sebelum kejadian ini, BPBD Bojonegoro sudah memetakan ada 15 kecamatan yang berstatus rawan banjir Bengawan Solo, yakni: Margomulyo, Ngraho, Padangan, Malo, Kasiman, Purwosari, Gayam, Kalitidu, Dander, Bojonegoro, Trucuk, Kapas, Balen, Kanor, dan Boureno.Dari jumlah tersebut, Malo, Kalitidu, Bojonegoro, dan Kanor dikategorikan sebagai daerah dengan risiko sangat tinggi.
Identifikasi Potensi Bencana
Fenomena banjir ini tidak hanya membawa genangan air, tetapi juga mengandung potensi bencana lain:
Banjir Luapan Sungai -- Melanda pemukiman bantaran sungai, merendam rumah hingga 1,5 meter.
Genangan Lokal -- Saluran drainase yang tak mampu menampung air memicu genangan di jalan-jalan desa.
Kerusakan Infrastruktur -- Fasilitas umum (sekolah, masjid, kantor desa) terendam dan lumpuh fungsi.
Kerugian Pertanian -- Ratusan hektare sawah terendam air hingga 5 meter, berisiko gagal panen.
Isolasi Warga -- Beberapa dusun sulit dijangkau, evakuasi hanya bisa dilakukan dengan perahu.
Risiko Kesehatan -- Potensi penyakit akibat air kotor (diare, gatal, infeksi kulit) meningkat.
Bahaya Listrik -- Instalasi listrik yang terendam dapat menimbulkan korsleting dan sengatan.
Longsor / Gerusan Tanah -- Daerah lereng dan tebing di sekitar sungai rawan longsor saat hujan intens.
Upaya Antisipasi dan Mitigasi
BPBD bersama pemerintah desa mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan langkah antisipasi. Beberapa hal yang ditekankan:
1. Mengamankan dokumen penting dan barang berharga ke tempat lebih tinggi.
2. Mengetahui jalur evakuasi dan lokasi pengungsian yang telah disiapkan.
3. Mematikan aliran listrik bila air mulai masuk rumah.
4. Menjaga kebersihan air minum dan lingkungan agar tidak terjangkit penyakit.
5. Pemerintah menyiapkan posko siaga bencana, perahu karet, serta bantuan logistik untuk warga terdampak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI