Nama : Sinta Munawaroh
NIM : 20221898
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Seperti yang kita ketahui bahwa kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021). Kapal selam milik TNI Angkatan Laut tersebut harus menerima takdir, menjalankan misi terakhirnya di dalam kesunyian yang abadi. Kapal yang berusia lebih dari 40 tahun itu, menjadi kapal selam pertama yang tenggelam di lautan Indonesia.
KRI Nanggala 402 merupakan satu dari lima kapal selam yang dimiliki oleh Indonesia. Sejak dioperasikannya kapal tersebut oleh TNI AL pada tahun 1981, kapal selam tersebut aktif mengikuti sejumlah misi dan latihan rutin untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Misi yang pernah di ikutinya yaitu, misi intelijen di Timor Timur untuk melacak pergerakan pasukan Interfet pada Agustus-Oktober 1999.
Kapal tersebut juga pernah dkirim ke perbatasan Filiphina untuk melacak jaringan penyelundupan senjata dalam konflik di Ambon dan Paso pada 1998-2000. Pada tahun 2004 dalam latihan Operasi Laut Gabungan XV/04 KRI Nanggala berhasil dalam menenggelamkan eks KRI Rakata, sebuah kapal tunda samudera buatan 1942. Tahun 2005 melakukan misi memantau kawasan Kalimantan Timur saat konflik sengketa Blok Masela. Di tahun 2015 ada Operasi Siaga Tempur Laut. Misi ini menjalankan pencegahan dan penindakan pelanggaran wilayah perairan yurisdiksi nasional Indonesia Kawasan Timur untuk mendukung Tupok TNI.
Dan itulah beberapa misi dari KRI Nanggala 402 untuk negara Indonesia tercinta ini. Sampai, hingga kemudian, KRI Nanggala 402 habis masa baktinya usai dinyatakan tenggelam pada Minggu (25/4). TNI AL, AU, AD, BASARNAR bahkan negara dari sahabat pun juga ikut membantu dalam pencarian kapal selam tersebut. KRI Nanggala 402 bersama 53 awak buah kapal karam di kedalaman lebih dari 800 meter di permukaan air laut.
Mulanya, KRI Nanggala 402 tengah menjalankan latihan di perairan Bali. Namun, KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak. TNI beserta pihak terkait lantas melakukan pencarian. Hingga misi pencarian tidak berhasil sampai hari ke-5 hingga dinyatakan karam. Dan dengan kondisi kapal terbelah menjadi tiga bagian. Kini KRI Nanggala 402 dan 53 prajuritnya melakukan patroli terakhir untuk selamanya yakni patroli dalam keabadian.
"Sejatinya mereka tidak hilang, bukan juga tenggelam, namun hanya sedang bertugas menjaga laut Indonesia selamanya"