Mohon tunggu...
Sinar RahayuPutri
Sinar RahayuPutri Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis dan membaca untuk mengenal dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setelah Wisuda

6 November 2021   20:20 Diperbarui: 6 November 2021   20:23 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SETELAH WISUDA

(Oleh : Sinar Rahayu Putri)

Dua tahun yang lalu, aku baru saja merayakan hari kelulusan dengan suka cita. Memakai toga dan gaun cantik yang tersembunyi dibalik jubah hitam, serta polesan make up yang sangat natural menutupi lelahnya hari-hari yang  telah ku lewati selama mengerjakan skripsi. Hari itu seolah adalah perayaan yang sangat besar untuk ku. Tiga setengah tahun yang dihabiskan untuk menimba ilmu, bergelut dengan berbagai buku bacaan, tugas dan organisasi yang rasanya tak kunjung ada habisnya. Tapi hari itu dengan bangganya aku mengatakan bahwa aku telah BEBAS. 

Bebas dari berbagai beban tugas dan penelitian. Bebas dari tuntutan organisasi. Bebas dari mengejar dosen demi sebuah huruf diatas kertas. Dan tentunya bebas menjalani hidup setelah kuliah. Jika ingin diungkapkan, sebenarnya aku cukup menyesal. Bukan karena aku telah lulus kuliah, tetapi menyesal karena justru sudah lulus kuliah. Gelar dan ijazah yang selama ini ku kejar kini hanya tergantung rapi dalam bingkai yang cantik didalam kamar ku. Hanya bisa jadi pajangan dan beban ketika aku menatapnya. Disebelahnya terpajang foto wisudaku beserta keluarga dan kedua sahabatku, Karin dan Olive. Dan difoto itu kami terlihat benar-benar bahagia. 

"Rina, ada kawan kamu nih, si Nurul" suara ibu terdengar nyaring memanggil namaku.

Dengan perasaan penuh beban aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Bila diingat-ingat Nurul adalah teman sekelasku saat kuliah. Kami tidak terlalu akrab bahkan jarang bertegur sapa meskipun pernah berada disatu kelompok penelitian. Bukan kami saling benci atau ada perselisihan, tapi memang memiliki lingkar pertemanan yang berbeda. 


Dengan langkah gontai aku menghampiri Nurul yang duduk manis di sofa berwarna hijau muda yang ada diruang tamu. Tatapannya masih berfokus pada gawai model terbaru yang digenggamnya. Dia sama sekali tidak menyadari kehadiranku.

" Ehem, asik banget sih, dari tadi senyum-senyum sambil liat hp" tanyaku berbasa-basi. 

"Eh, Rina. Hehe, iya nih teman aku lagi cerita kantor tempat dia kerja sekarang"

Huft. Lontaran satu kata itu sungguh membuatku pusing tidak karuan. Kata "Kerja" seperti menjadi hal yang sangat sensitive aku dengar akhir-akhir ini. Terlebih jika itu didengar oleh ibuku. Ku lihat tampilan Nurul tidak seperti yang dulu. Kini dia terlihat semakin rapi dan lumayan cantik dengan polesan makeup. Tidak seperti saat masih kuliah, karena dia hanya memakai bedak tabur dan sedikit lip balm. 

"Tumben kamu main kesini, ada apa?" tanyaku penuh selidik karena tidak biasanya Nurul datang kerumahku meskipun jarak antar rumah kami tidak terlalu jauh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun