Mohon tunggu...
Johandi Sinaga
Johandi Sinaga Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Hidup hanya sekali lakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Orang Tidak Waras

29 Agustus 2014   07:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:12 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tadi sekitar jam 9 malam, saya pergi ke luar untuk mencari makan dengan adik saya, tiba di tempat makan dan memarkirkan sepeda motor, saya melihat ada lelaki yang sudah cukup berumur duduk dan termenung di seberang jalan saya memarkirkan kendaraan. Saya berpikiran bahwa dia adalah seorang tukang parkir yang duduk. saya masuk ke tempat makan dan hendak memesan makan tetapi orang yang duduk termenung tadi masih saja ada masih terbayang di pikiranku, timbul pemikiran yang baru tentang dia yaitu bahwa dia seorang lelaki yang tidak mempunyai rumah dan hidup di jalanan karena saya melihat pakaiannya yang kumal, dan juga karena tukang parkir sebelumnya  berjaga di tempat itu bukanlah dia dan biasanya tukang parkir yang berjaga di tempat itu selalu mengenakan pakaian tukang parkir. Minuman pun datang karena kebetulan saya dan adik hanya memesan minum, saya melihat banyak pengunjung yang datang ke tempat makan itu, pikiranku tentang lelaki yang berumur yang duduk termenung tadi teralihkan oleh pembicaraan dengan adik saya, tetapi di sela-sela pembicaraan saya milihat lelaki itu sudah tidak duduk di tempat dia pertama saya melihatnya dan dia sudah berpindah duduk kira-kira 4 meter ke arah kiri tempat saya menghadapnya, saya mulai berpikiran bahwa lelaki itu adalah orang gila, tetapi itu belum cukup menyakinkan firasatku. saya semakin penasaran dengan lelaki itu, saya mencoba memastikan bahwa dia adalah orang gila dan itu ternyata benar, saya melihat dia berbicara sendiri, dan saya sungguh kaget karena sebelumnya saya ingin memberikan makanan kepadanya karena saya melihat dia selalu memandangi juru masak tempat makan itu.  Niat saya untuk memberikan sedikit makanan terhenti seketika karena saya mempunyai pemikiran jika saya memberi dia makan ada beberapa kemungkinan yang terjadi menurut saya, yang pertama yang ada dalam benak saya adalah saya memberikan dia makanan dia menerima tanpa ada respon apapun, yang kedua saya memberikan dia makan dia menerima dan marah-marah yang ketiga saya memberi dia makan dia menerima dan dia akan ketagihan dan akan datang ke tempat itu karena di tempat itu ada yang memberi dia makan dan yang terakhir saya memberi dia makan dan dia menolak atau kemungkinan dia akan marah-marah pada saya.

Awal saya melihat lelaki tadi saya merasa kasihan tetapi setelah saya tahu dia orang gila rasa kasihan saya berubah menjadi rasa prihatin. Prihatin dengan kondisi lelaki tadi membuat saya berpikiran bahwa sungguh tega keluarga lelaki itu yang membiarkannya berkeliaran bebas di jalanan dan apakah sudah tidak ada lagi tempat yang bisa menampung dan memperhatikan mereka? Mungkin sebagian ada orang yang berpikiran bahwa tidak ada gunanya mengurusi orang gila karena tidak ada untungnya dan mungkin juga kita ikutan juga gila karenanya. Kondisi ini terlihat sepele di kalangan publik tetapi saya baru-baru saja membaca bahwa ada orang yang tidak di kenal mengirimkan beberapa orang gila ke suatu daerah. Saya bertanya-tanya apa tujuan orang yang tidak dikenal itu mengirimkan orang gila ke daerah tersebut dan bagaimana jika kondisi ini semakin meluas?  ,baca http://hariansib.co/view/Headlines/26419/Puluhan-Orang-Gila-Diantar-OTK-ke-Pakpak-Bharat.html#.U_9cxcV_uqE,

Kondisi seperti orang gila yang berkeliaran dijalanan  memang sudah perlu diperhatikan lebih intens oleh lembaga yang mengurusi orang gila apalagi kebanyakan orang gila pada dasarnya tidak tahu apa yang dilakukannya benar atau salah. jika dia melakukan kesalahan dan kita menghukumnya kita juga dianggap sebagai orang gila karena menghukum orang gila dan  pasti sulit untuk menghukumnya karena tentunya dia orang gila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun