Mohon tunggu...
Silvia Fibrianti
Silvia Fibrianti Mohon Tunggu... Hamba Allah SWT

Kuliner dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Ghost Workers di Balik AI: Siapa yang Sebenarnya Mendidik Mesin-Mesin ini?

19 April 2025   19:25 Diperbarui: 20 April 2025   12:18 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekerjaan Tak Terlihat, Risiko Nyata

Sebagian besar ghost workers bekerja tanpa kontrak formal, tanpa jaminan kesehatan, dan tanpa akses ke pendampingan psikologis padahal banyak dari mereka harus terpapar konten yang mengganggu secara emosional.

Mereka dinilai oleh sistem otomatis, diputus pekerjaannya secara sepihak, dan sering kali dibayar terlambat. Ini bukan sekadar masalah ekonomi, tapi juga isu kemanusiaan dan etika teknologi.

Akankah Ada Perubahan?

Diskusi soal perlindungan ghost workers mulai mengemuka. Beberapa pihak mendorong:

  • Transparansi perusahaan teknologi dalam mengakui peran ghost workers;
  • Upah layak secara global, setidaknya setara UMR negara tempat pekerja berada;
  • Regulasi internasional yang melindungi hak-hak pekerja digital lepas;
  • Konsumen kritis yang lebih peduli pada bagaimana sebuah produk AI "diproduksi". (time.com)

Teknologi yang Etis Harus Dimulai dari Manusia

Ghost workers bukanlah mesin, bukan juga "pengguna internet biasa". Mereka adalah pengajar senyap dari kecerdasan buatan yang saat ini membantu dunia menyusun email, menyaring berita, dan bahkan menulis artikel ini.

Sudah waktunya mereka diakui, dihargai, dan dilibatkan dalam ekosistem teknologi. Sebab, jika kita benar-benar ingin AI yang adil, inklusif, dan etis maka tidak ada alasan untuk terus mengabaikan para guru di balik layar itu.

Kita hidup di masa depan. Tapi jangan sampai masa depan itu dibangun dengan ketidakadilan yang kuno.

Bagaimana menurutmu?

Apakah kita sebagai pengguna juga punya tanggung jawab dalam mendorong ekosistem AI yang lebih manusiawi? Bagikan pendapatmu di kolom komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun