![[media] Menyalakan Harapan di Tengah Badai, Bersama Media yang Berintegritas](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/01/mhsiswa2-68b5a080c925c4498c7d9902.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Makanan yang Kita Kenal, Tapi Asal-Usulnya Misterius
Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa makanan yang sering kita konsumsi punya nama yang unik? Misalnya, kenapa sandwich disebut sandwich? Atau bagaimana awalnya martabak bisa dinamakan martabak? Ternyata, banyak dari makanan sehari-hari kita memiliki sejarah nama yang menarik dan bahkan tak terduga. Yuk, kita telusuri asal-usul nama makanan yang mungkin selama ini tidak pernah kamu pikirkan!
1. Sandwich: Nama dari Seorang Bangsawan Pemalas?
Siapa sangka, makanan praktis ini ternyata dinamai dari seorang bangsawan Inggris! John Montagu, Earl of Sandwich ke-4, adalah seorang pejabat abad ke-18 yang hobi berjudi. Konon, dia terlalu sibuk bermain kartu sampai tidak mau repot-repot makan dengan sendok dan garpu. Sebagai solusinya, dia meminta pelayannya untuk menaruh daging di antara dua potong roti agar bisa makan tanpa mengotori tangannya.
Orang-orang di sekitarnya kemudian mulai meminta "makanan seperti Sandwich," dan akhirnya nama itu melekat hingga sekarang.
2. Nasi Goreng: Berawal dari Kebiasaan Menghemat Nasi
Nasi goreng sudah menjadi bagian dari kuliner khas Indonesia, tetapi ternyata asal-usulnya berasal dari tradisi Tiongkok kuno. Pada zaman dahulu, masyarakat Tiongkok tidak suka membuang sisa makanan, terutama nasi. Untuk mencegah pemborosan, mereka menggoreng nasi sisa dengan bawang putih, kecap, dan bahan lain agar tetap lezat dan bisa dikonsumsi kembali.
Ketika budaya Tiongkok menyebar ke Asia Tenggara, hidangan ini mengalami berbagai adaptasi sesuai dengan selera lokal, hingga akhirnya menjadi nasi goreng khas Indonesia yang kita kenal sekarang.
3. Martabak: Nama dari Bahasa Arab yang Berarti "Lipat"
Martabak, makanan yang sering kita temui di pinggir jalan, ternyata punya sejarah panjang. Nama "martabak" berasal dari bahasa Arab "mutabbaq", yang berarti "terlipat." Ini merujuk pada teknik pembuatannya, di mana adonan martabak dilipat-lipat sebelum digoreng atau dipanggang.
